United Airlines Takkan Lagi Keluarkan Penumpang demi Stafnya | PT Solid Gold Berjangka
Pada penutupan pasar saham Senin (17/4/2017), United Airlines melaporkan keuntungan di kuartal pertama tahun ini sebesar 96 juta dolar.
Angka ini menurun 69 persen dibanding periode pertama tahun lalu akibat kenaikan harga bahan bakar, upah karyawan, dan ongkos pemeliharaan.
Sejauh ini, manajemen United Airlines berjanji tidak akan menggunakan polisi untuk mengeluarkan penumpang dalam kasus overbook.
Sejak kasus yang menimpa Dr David Dao, warga Louisville keturunan Vietnam, merebak di dunia maya, United Airlines menjadi bulan-bulanan netizen.
Bahkan seruan agar pengguna jasa penerbangan memboikot United Airlines juga marak disuarakan lewat media sosial.
Bahkan, sejak kasus itu mendunia, harga saham United Airlines anjlok hingga 4,3 persen yang membuat perusahaan itu merugi setidaknya 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 13 triliun.
Sekarang, lanjut Munoz, pihak manajemen United Airlines sedang melakukan evaluasi terkait kebijakan overbook yang menjadi akar masalah tersebut.
Lebih jauh, Munoz menambahkan, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kasus ini memengaruhi penjualan tiket United Airlines.
Sekarang, lanjut Munoz, pihak manajemen United Airlines sedang melakukan evaluasi terkait kebijakan overbook yang menjadi akar masalah tersebut.
Lebih jauh, Munoz menambahkan, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kasus ini memengaruhi penjualan tiket United Airlines.
Buntut Penyeretan Penumpang, Laba United Airlines Anjlok 57 Persen | PT Solid Gold Berjangka
Adapun laba United anjlok 57 persen pada kuartal I 2017. Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan penurunan laba sebesar 70 persen seperti yang diproyeksikan Wall Street.
Penurunan laba disebabkan dua pos biaya terbesar. Harga bahan bakat melonjak 28 persen secara tahunan, pun biaya tenaga kerja meningkat tajam karena persetujuan kontrak kerja yang lebih mahal dengan serikat pekerja.
Pada perdagangan di bursa saham Senin, saham United menguat 1 persen. Investor kali ini lebih mengantisipasi penjualan tiket ke depan ketimbang penurunan laba United.
Munoz pun harus rela menerima tekanan dan hujatan atas apa yang telah dilakukan United terhadap penumpang yang dipaksa keluar dari pesawat dengan cara yang tak pantas tersebut.
Ia mengatakan bakal bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi. Pekan lalu, saham United terjun bebas pasca-penyeretan penumpang.
Meski telah secara perlahan membaik, namun saham United belum bisa kembali ke level sebelum insiden penyeretan terjadi.
Induk perusahaan United, yakni United Continental Holdings mempublikasikan laporan kinerja keuangan maskapai penerbangan tersebut untuk periode kuartal I 2017, Senin (17/4/2017) waktu setempat.
"Jelas dari pengalaman yang terkini, kami harus melakukan tugas dengan lebih baik untuk melayani konsumen kami. Kami sadar bahwa kami harus menempatkan konsumen sebagai pusat dari apapun yang kami lakukan," kata CEO United Oscar Munoz seperti dikutip dari CNN Money, Selasa (18/4/2017).
Kinerja keuangan maskapai penerbangan Amerika Serikat United Airlines menukik tajam.
Kemalangan ini harus diterima United setelah menerima sorotan dan kritikan setelah ada insiden penyeretan penumpang keluar dari pesawat karena menolak memberikan kursinya.
Laba United Airlines Anjlok 69 Persen | PT Solid Gold Berjangka
Maskapai penerbangan asal Amerika Serikat ini menjadi sorotan setelah beredarnya video penyeretan penumpang secara paksa. David Dao yang berprofesi sebagai dokter ini dipaksa keluar pesawat dengan cara diseret akibat menolak turun secara sukarela. Saat itu United Airlines kelebihan penumpang dan harus membawa krunya yang akan bertugas pada keesokan hari. Maskapai pun menawarkan kepada penumpangnya untuk turun secara sukarela namun tak satu pun bersedia.
Insiden ini menuai kecaman keras dari masyarakat. Presiden Direktur United Airlines, Oscar Munoz kembali meminta maaf atas peristiwa memalukan itu pada Senin, 17 April 2017. "Kami harus memperbaiki pelayanan kepada konsumen. Preusahaan sudah memiliki peraturan bagaimana memperlakukan konsumen dengan baik," ujar Munoz.
Kinerja yang diumumkan pada Senin lalu itu memukul ekspektasi Wall Street. Saham United Airlines kembali dipertimbangkan investor setelah banyaknya keluhan di internet dan lemahnya kemampuan public relation perusahaan.
Data menunjukkan selama dua tahun terakhir, pendapatan perusahaan tak naik secara signifikan. Namun United Airlines menargetkan pendapatan perusahaan pada kuartal kedua tahun ini naik 1-3 persen.
Turunnya laba perusahaan antara lain disebabkan oleh naiknya biaya bahan bakar, tenaga kerja dan perawatan pesawat. Namun performa United Airlines membaik diukur dari kehilangan bagasi penumpang.
Laba United Airlines anjlok hingga 69 persen atau sekitar US$ 69 juta selama kuartal pertama 2017, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja perusahaan memburuk jauh sebelum terjadinya insiden penyeretan penumpang.