Utang pemerintah pusat tercatat mencapai Rp 3.667,41 triliun | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Demikian dikutip dari data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (30/5/2017).
Berikut perkembangan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 2000:
2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
2013: Rp 2.371,39 triliun (28,7%)
2014: Rp 2.604,93 triliun (25,9%)
2015: Rp 3.098,64 triliun (26,8%)
2016: Rp 3.466,96 triliun (27,9%)
Dalam denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah pusat di April 2017 adalah US$ 275,19 miliar, naik dari posisi akhir Maret 2017 yang sebesar US$ 273,98 miliar.
Sebagian besar utang pemerintah dalam bentuk surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN). Sampai April 2017, nilai penerbitan SBN mencapai Rp 2.932,69 triliun, naik dari akhir Maret 2017 yang sebesar Rp 2.912,84 triliun. Sementara itu, pinjaman (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 734,71 triliun, turun dari Maret 2017 sebesar Rp 738,2 triliun.
Per akhir April 2017, total utang pemerintah pusat tercatat mencapai Rp 3.667,41 triliun. Dalam sebulan, utang ini naik Rp 17 triliun, dibandingkan jumlah di Maret 2017 yang sebesar Rp 3.649,75 triliun.
Jadi Rp 3.667 Triliun, Utang Pemerintah RI Naik Lagi | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Sekian diambil dari data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan serta Resiko Kementerian Keuangan, Selasa (30/5/2017).
Tersebut perubahan utang pemerintah pusat serta rasionya pada Product Domestik Bruto (PDB) mulai sejak th. 2000 :
2000 : Rp 1. 234, 28 triliun (89%)
2001 : Rp 1. 273, 18 triliun (77%)
2002 : Rp 1. 225, 15 triliun (67%)
2003 : Rp 1. 232, 5 triliun (61%)
2004 : Rp 1. 299, 5 triliun (57%)
2005 : Rp 1. 313, 5 triliun (47%)
2006 : Rp 1. 302, 16 triliun (39%)
2007 : Rp 1. 389, 41 triliun (35%)
2008 : Rp 1. 636, 74 triliun (33%)
2009 : Rp 1. 590, 66 triliun (28%)
2010 : Rp 1. 676, 15 triliun (26%)
2011 : Rp 1. 803, 49 triliun (25%)
2012 : Rp 1. 975, 42 triliun (27, 3%)
2013 : Rp 2. 371, 39 triliun (28, 7%)
2014 : Rp 2. 604, 93 triliun (25, 9%)
2015 : Rp 3. 098, 64 triliun (26, 8%)
2016 : Rp 3. 466, 96 triliun (27, 9%)
Beberapa besar utang pemerintah berbentuk surat utang atau Surat Bernilai Negara (SBN). Hingga April 2017, nilai penerbitan SBN meraih Rp 2. 932, 69 triliun, naik dari akhir Maret 2017 yang sebesar Rp 2. 912, 84 triliun. Disamping itu, utang (baik bilateral ataupun multilateral) terdaftar Rp 734, 71 triliun, turun dari Maret 2017 sebesar Rp 738, 2 triliun.
Dalam denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah pusat di April 2017 yaitu US$ 275, 19 miliar, naik dari posisi akhir Maret 2017 yang sebesar US$ 273, 98 miliar.
Per akhir April 2017, keseluruhan utang pemerintah pusat terdaftar meraih Rp 3. 667, 41 triliun. Dalam satu bulan, utang ini naik Rp 17 triliun, dibanding jumlah di Maret 2017 yang sebesar Rp 3. 649, 75 triliun.
Ini yang Paling Rajin Beri Utang ke Pemerintah RI | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
1. Bank Dunia
Bank Dunia kembali pemberi utang terbesar ke pemerintah Indonesia. Jumlahnya hingga April 2017 mencapai Rp 234,49 triliun, turun tipis dari bulan sebelumnya Rp 235,08 triliun.
Utang Indonesia ke Bank Dunia mencapai 32,1% dari total utang luar negeri pemerintah. Selain 6 besar ini, Indonesia juga memiliki utang luar negeri ke negara ini:
Korea Selatan Rp 19,74 triliun
China Rp 13,48 triliun
Amerika Serikat (AS) Rp 8,78 triliun
Australia Rp 7,1 triliun
Spanyol Rp 3,43 triliun
Rusia Rp 3,3 triliun
Inggris Rp 2,12 triliun
3. Bank Pembangunan Asia (ADB)
Utang dari ADB hingga April 2017 adalah Rp 120,91 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 122,96 triliun. Jumlah ini adalah 16,5% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
2. Jepang
Negeri Matahari Terbit ada di posisi kedua pemberi utang terbesar ke pemerintah Indonesia. Per April 2017, utang pemerintah Indonesia ke Jepang mencapai Rp 200,67 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 199,58 trliun.
Utang tersebut mencapai 27,5% dari total pinjaman luar negeri pemerintah.
6. Islamic Development Bank (IDB)
Per April 2017, utang pemerintah Indonesia ke IDB mencapai Rp 9,94 triliun, naik tipis dari bulan sebelumnya Rp 9,91 triliun. Persentasenya adalah 1,3% dari total utang luar negeri Indonesia.
5. Jerman
Hingga April 2017, utang pemerintah Indonesia ke Jerman mencapai Rp 24,88 triliun, naik tipis dari bulan sebelumnya Rp 24,66 triliun. Persentasenya adalah 3,4% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
4. Prancis
Sampai April 2017, utang Indonesia ke Prancis mencapai Rp 24,19 triliun. Naik tipis dari bulan sebelumnya Rp 23,89 triliun. Jumlah tersebut adalah 3,3% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
Secara bilateral, Jepang, Prancis, dan Jerman masih menjadi kreditur terbesar utang Indonesia. Sementara secara multilateral, Indonesia masih meminjam dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan Islam (IDB).
Berikut adalah pemberi pinjaman bilateral dan multilateral terbesar buat Indonesia, seperti dikutip dari data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (30/5).
Sampai saat ini, Indonesia masih memiliki pinjaman luar negeri. Per April 2017, utang luar negeri pemerintah Indonesia (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 729,62 triliun, turun dari Maret 2017 yang sebesar Rp 731,59 triliun.