PT Pertamina (Persero) memperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Afandi mengaku, isu mengenai kemacetan pada lebaran akan tetap terjadi lagi pada lebaran tahun 2017. Oleh karenanya persiapan ketahanan BBM terus disiapkan sejak sekarang.
"Mulai sekarang Pertamina telah menyiapkan satuan tugas (Satgas) untuk persiapan lebaran tersebut.
Beberapa persiapan yang dilakukan Satgas adalah penambahan mobil tangki dan tanker di wilayah timur, penambahan stok BBM, dan penambahan awak mobil tangki," jelasnya.
Kemudian untuk konsumsi Avtur juga diperkirakan akan mengalami peningkatan.
Peningkatan konsumsi avtur diprediksi akan terjadi pada arus balik yakni 24-25 Juni 2017 dan arus balik pada 1-4 Juli 2017 dengan volume 15.120 KL per hari dan 15.087 KL per hari. Saat lebaran nanti, lanjut Afandi juga akan terjadi peningkatan konsumsi LPG yakni 7,5 persen dari hari biasa.
Menurut dia, untuk gasoil yakni solar, biosolar, dan Pertamina Dex Series diprediksi mengalami penurunan konsumsi sebesar 8,2 persen. Hal itu terjadi karena truk yang biasa mengonsumsi solar dilarang beroperasi di jalur yang digunakan untuk mudik.
"Sementara solar diprediksi mengalami penurunan, karena lebih dari itu kendaraan enggak boleh lewat jalur utama," jelas Afandi.
Ia memaparkan, konsumsi BBM naik pada musim mudik antara lain premium dari kondisi normal 38 ribu kilo liter (KL) per hari menjadi 40 ribu KL per hari.
Konsumsi Pertamax dari kondisi normal sekitar 17 ribu KL per hari naik menjadi sekitar 19 ribu KL per hari. Pertalite dari 39 ribu KL per hari naik menjadi 45 ribu KL per hari.
"Ini prediksi sekarang dengan situasi jalan tol bertambah mungkin akan berbeda lagi. Jadi kami prediksi yang kondisi moderat," paparnya.
Perusahaan energi pelat merah PT Pertamina (Persero) memperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada arus mudik dan balik lebaran atau H-10 dan H+10 Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
VP Retail Fuel
Marketing Pertamina, Afandi mengatakan, berdasarkan tren penjualan dan realisasi Januari-Maret 2017 Pertamina tersebut memprediksi konsumsi BBM jenis Premium dan Pertamax Series akan mengalami peningkatan sebesar 31 persen pada tanggal 24 Juni 2017.
"2017 kita prediksi Pertamax naik 40 persen, Pertalite naik 10 persen, dan Dex naik 10 persen," kata Afandi kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (5/4).
Ini Strategi Pertamina Hadapi Lonjakan BBM Saat Lebaran 2017 | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Jika mengacu pada data Lebaran 2016, konsumsi Pertalite mengalami pertumbuhan sebesar 40 persen, Pertamax tumbuh 30 persen, sedangkan Premium justru mengalami penurunan sebesar 7 persen.
Perseroan menargetkan, konsumsi Pertalite pada Lebaran 2017 tumbuh 15 persen, Pertamax tumbuh 10 persen dan konsumsi Premium turun 5 persen.
"Titik-titik yang akan jadi konsen pada saat mendekati H-2 akan terjadi lonjakan permintaan," ucap Afandi.
Jika melihat kondisi normal, konsumsi Pertamax per hari mencapai 17.000 kiloliter (KL) dan melonjak menjadi 19.000 KL per hari pada saat momentum Lebaran.
Selain itu, konsumsi Pertalite pada saat normal mencapai 39.000 KL dan melonjak menjadi 45.000 KL per hari.
"Kami juga koordinasi dengan kepolisian untuk melakukan pengawalan mobil tangki," terang Afandi.
Afandi menambahkan, Pertamina pun menyediakan Pertamax dalam kemasan yang dijual di kios-kios yang akan disebar Pertamina di sejumlah titik arus mudik.
"Untuk daerah macet kami akan membuat kios-kios Pertamax sehingga bisa beli Pertamax dalam kemasan," tambahnya.
Meski tidak menyebutkan jumlah penambahannya, namun upaya tersebut diakuinya telah dilakukan pembahasan bersama dengan tim satgas Lebaran yang dibentuk oleh perseroan.
Selain itu, untuk memperlancar arus penyaluran BBM ke SPBU, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk dilakukan pengawalan saat mobil-mobil tangki melakukan pengiriman ke sejumlah SPBU yang rawan terjadi kemacetan akibat padatnya arus lalu lintas.
Guna menghadapi besarnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah titik di tanah air pada saat momen Lebaran, PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan beberapa strategi jitu untuk memenuhi kebutuhan BBM.
Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, Afandi mengatakan, strategi yang akan ditempuh Pertamina yakni melakukan penambahan mobil tangki, menyiapkan mobil tangki dan menambah stok BBM di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Kami akan melakukan penambahan mobil tangki, mempersiapkan awak mobil tangki untuk menyalurkan BBM ke sejumlah SPBU dan meningkatkan pasokan BBM," ujar Afandi di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Jika Indonesia terapkan BBM Euro 4, berapa harganya? | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Pertamina sudah inistaif mengeluarkan Pertamax, Petralite dan Turbo. Tapi masyaratnya bagaimana? siap atau bagaimana?" ucap dia. "Mobil sekarang mestinya sudah tak bisa pakai premium tapi masih ada yang pakai."
Pertamina menjelaskan ada kemungkinan mengimpor bahan bakar Euro 4 jika Indonesia mulai menerapkan pada tahun depan. Kendati demikian, Afandi tidak menjelaskan akan mengimpor dari mana karena masih menyusun roadmap.
"Impornya belum tahu," cetus Afandi.
"Kilangnya masih bertahap. Kualitas yang bagus dihasilkan dari kilang yang baru," lanjut dia. "Kilang kita belum siap, kalau belum siap ya kita impor."
Harganya tergantung pembandingnya, sekarang Pertamax Turbo itu harganya berapa? Itu mendekati Euro 4. Euro lebih mahal lagi, pasti di atas Rp 9 ribu (per liter) ," ucap Afandi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Di sisi lain, Afandi mempertanyakan kesiapan masyarakat Indonesia yang terbiasa menggunakan bahan bakar berstandar Euro 2 untuk beralih bahan bakar Euro 4 yang lebih mahal.
Ia menilai tidak semua masyarakat siap karena bahan bakar dengan Premium dengan Ron 88 masih digunakan masyarakat padahal Pertamina sudah mengeluarkan Petralite, Pertamax hingga Pertamax Turbo dengan spesifikasi yang lebih bagus.
PT Pertamina (Persero) secara bertahap akan mempersiapkan bahan bakar minyak (BBM) berstandar Euro 4 di seluruh wilayah Indonesia pada 2025 atau setelah kilang baru di Balikpapan selesai dibangun.
Afandi, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, memprediksi harga bahan bakar berstandar Euro 4 akan sedikit lebih mahal dari Pertamax Turbo dengan spesifikasi Ron 98 yang dijual seharga Rp 9.150 per liter.
Solid Gold Berjangka