Album Breakthru' versi piringan hitam milik Nidji bakal disebarkan secara terbatas | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Terakhir 25 doang. Kita kasih doodle kita karena kan memang niatnya album kali ini hanya untuk koleksi," tambah gitaris Nidji ini.
Album Breakthru' versi piringan hitam merupakan produk daur ulang dari album Breakthru' yang pernah dirilis pada tahun 2006 silam. Pemilihan bentuk album dengan piringan hitam, lantaran Nidji ingin para penggemar bisa menjadikan album mereka sebagai koleksi sekaligus pajangan.
Selain itu, Breakthru' versi piringan hitam tidak akan didistribusikan sekaligus. Pada kesempatan yang sama, Rama menyebut bakal ada tiga tahapan penyebaran album kali ini. Pada tahap pertama, lanjutnya, hanya akan diluncurkan 100 keping.
"Tahap pertama hanya 100 keping tapi lengkap dengan tanda tangan. Terus tahap kedua piringan hitamnya baru dipakain boks," imbuhnya.
Selanjutnya pada tahap ketiga, pada cover boks bakal dilengkapi dengan gambar doodle Nidji. Pada tahap terakhir inilah yang lebih terbatas, pasalnya hanya akan dirilis sebanyak 25 keping.
Album Breakthru' versi piringan hitam milik Nidji bakal disebarkan secara terbatas. Kali ini, piringan hitam Breakthru' hanya akan dicetak sebanyak 225 keping. Menurut Giring, ini karena proses pembuatannya yang cukup sulit.
"Hampir semua album kita dicetaknya kan di indonesia, baru kali ini di Perancis. Jadi agak susah juga yah buatnya. Cetaknya jadi terbatas," ujarnya kepada Okezone, Selasa 28 November 2016.
ALASAN NIDJI BUAT ALBUM "BREAKTHRU" VERSI PIRINGAN HITAM | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Rama menyebut keinginan Nidji membuat album versi piringan hitam ini sebenarnya sudah sejak lama. Hanya, baru tahun inilah akhirnya Breakthru' versi piringan hitam dapat diwujudkan.
"Idenya udah dari dua tahun lalu, tapi nyari momen ngeluncurinnya susah. Pinginnya di Februari tahun ini sat ultah Nidji ke-14. Tapi karena ada suatu hal dan halangan jadi bisanya baru November. Kebetulan juga Breakthru' dulu rilisnya November juga," tutupnya.
"Kita hanya pingin mengabadikan album pertama kita dengan piringan hitam," ungkap Rama kepada Okezone, Selasa 28 November 2016.
Gitaris Nidji ini melanjutkan pemilihan piringan hitam sebenarnya ditunjukkan agar para penggemar yang membeli bisa menjadikannya sebagai koleksi. Apalagi di era sekarang, penjualan album fisik kalah bersaing dengan album yang dirilis digital.
"Jaman sekarang kan orang beli biasanya dipajang. Sekarang kita mau buat sesuatu, yah ini piringan hitam sebagai bentuk koleksi biar bisa dipajang," imbuhnya.
Rayakan momen 10 tahun rilisnya album Breakthru', Nidji meluncurkan album Breakthru' dalam versi terbaru. Tak sekadar berbentuk CD, Breakthru' kali ini dirilis dalam bentuk piringan hitam.
Nidji Ungkap Rencana Pelucuran Album Baru | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Giring melanjutkan, dirinya dan kawan-kawan sudah menyetorkan sejumlah lagu ke pihak Musica Studios, label rekaman yang menaungi Nidji.
"Materi sudah ada yang diterima sama Bu Acin (produser). Ada beberapa yang diterima, ada yang ditolak juga."
Nidji pertama kali merilis album pada 2006 silam. Album bertajuk Breakthru ketika itu sukses terjual lebih dari 540 ribu copy. 2014 lalu, Nidji meluncurkan album yang berisi kumpulan lagu tema film, King of Soundtrack.
Grup band Nidji tengah bersiap untuk meluncurkan album baru. Jika tak ada halangan, karya terbaru Giring dan kawan-kawan sudah bisa dilempar ke pasar tahun depan.
Usia band yang semakin bertambah berdampak pada karakter lagu Nidji nantinya. "Lebih dewasa dari liriknya," bilang Giring, di sela peluncuran piringan hitam atau vinyl album Breakthru di Kinosaurus, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (28/11).