The Fund menyatakan perekonomian global saat ini tengah menemukan momentum | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Kendati demikian, sustainabilitas kondisi tersebut masih belum menentu karena terdapat sejumlah tantangan. Langkah Federal Reserve memulai normalisasi moneter berpotensi memacu percepatan perbaikan ekonomi AS dan bisa memicu tekanan terhadap dolar. Apalagi Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Langkah penyeimbangan yang dilakukan China juga terus belanjut yang terlihat dari turunnya surplus transaksi berjalan dan kenaikan porsi sektor jasa dalam produk domestik bruto.
Kendati demikian, tingginya ketergantungan pertumbuhan ekonomi negara itu terhadap kinerja kredit bisa memicu ketidakstabilan finansial. Persoal itu pun berpotensi memengaruhi negara-negara lainnya.
Sementara itu, IMF mengatakan sejumlah negara masih menghadapi tantangan berat, terutama negara yang mengandalkan ekspor komoditas seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Bencana kelaparan juga masih mengacam sejumlah negara berpenghasilan rendah.
Menurutnya, optimisme itu didasari perbaikan perekonomian Eropa dan Asia, serta sejalan dengan perkirakan bakal tingginya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
The Fund menyatakan akselerasi laju perekonomian pada tahun ini akan terjadi tidak hanya di negara-negara maju, melainkan juga negara berkembang serta negara berpendapatan rendah, khususnya ditopang sektor manufaktur dan perdagangan.
International Monetary Fund (IMF) atau The Fund menyatakan perekonomian global saat ini tengah menemukan momentum, sehingga proyeksi pertumbuhan ditetapkan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
“Kami memproyeksikan ekonomi global tumbuh 3,5% tahun ini dan 3,6% pada 2018, naik dari 3,1% pada tahun lalu,” ujar Maurice Obstfeld, Economic Counsellor IMF, saat menggelar jumpa pers dalam rangkaian IMF Spring Meetings 2017 yang digelar di Washington DC pada 17-23 April 2017.
IMF Ramal Momentum Kebangkitan Ekonomi Dunia | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Prediksi secara dominan diterangkan bakal lebih baik dalam beberapa waktu, untuk sebagian besar periode sejak krisis keuangan 2008, silam. IMF sendiri tetap khawatir bahwa pemulihan gagal untuk menghasilkan momentum.
Kali ini IMF melihat pasar keuangan stabil ditopang siklus pemulihan pada sektor manufaktur dan perdagangan. Kenaikan harga beberapa komoditas juga membantu menghapus ketakutan deflasi atau penurunan harga yang dipandang sebagai bahaya terutama di negara maju.
Deflasi dinilai dalam beberapa keadaaan dapat memperburuk ekonomi. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini sedikit mengejutkan karena melewati 3,1%, bahkan tidak ada satu pun yang memperkirakan kegiatan ekonomi alami penurunan. Brasil dan Rusia, dimana dua negara tersebut telah mengalami pelemahan seiring suhu politik dan domestik diramalkan pertumbuhannya membaik, meski tidak terlalu kuat.
Seperti dilansir BBC, laporan yang disampaikan memperlihatkan pertumbuhan global tahun ini berada pada level 3,5% atau meningkat dari perkiraan 3,1% pada tahun 2016, lalu. Sementara pertumbuhan ekonomi Inggris berada di angka 2%, atau berarti lebih kuat dari lebih buat dari beberapa negara besar lainnya.
Maurice Obstfeldt mengatakan ini bisa menjadi titik balik, meski IMF tetap memperingatkan masih ada sentimen yang bisa melemahkan proyeksi global. Organisasi internasional beranggotakan 189 negara ini juga menyoroti kemungkinan munculnya kebijakan proteksionisme serta menimbulkan perang dagang.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi dunia bakal mendapatkan momentum untuk melakukan perbaikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeldt dalam tulisan mengenai pandangannya terhadap ekonomi global ke depannya.
Perekonomian Global Menemukan Momentumnya Tahun Ini | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Maurice memberikan keterangan bersama para deputinya, Gian Maria Milesi-Ferretti dan Oya Celasun, dan juru bicara IMF Olga Stankova. “Perbaikan ini terutama datang dari kabar situasi ekonomi yang baik di Eropa dan Asia, juga dari dalam Asia sendiri, serta berlanjutnya harapan akan pertumbuhan yang lebih tinggi tahun ini di Amerika Serikat,” Maurice menambahkan.
Percepatan pertumbuhan ini ditopang oleh gairah yang lebih baik dari negara-negara berkembang dan negeri-negeri berpendapatan rendah, yang menikmati peningkatan dari sektor perdagangan maupun manufaktur. “Proyeksi terbaru kami pada 2017 ini lebih tinggi dari yang kami perkirakan dalam laporan terakhir sebelumnya,” kata Maurice Obstfeld, Konsuler Ekonomi dan Direktur Departemen Riset IMF, dalam konferensi pers di kantor pusat IMF di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa pagi waktu setempat atau Selasa malam waktu Indonesia, 18 April 2017.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan mencapai 3,5 persen, naik dari pencapaian 2016 yang tercatat 3,1 persen. Pertumbuhan akan berlanjut pada 2018 dan membaik dengan proyeksi hingga 3,6 persen.