Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah | PT Solid Gold Berjangka
Analis OSO Sekuritas, Riska Afriani IHSG memperkirakan, IHSG besok masih akan bergerak mixed dengan kecendurungan melemah. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal I-2017 yang hanya 0,7%, terlemah dalam tiga tahun terakhir.
Angka itu juga jauh lebih rendah ketimbang kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal IV-2016 yang tumbuh sebesar 2,1%.
"Di tengah rendahnya pencapaian PDB, kekhawatiran pelaku pasar juga masih berfokus terhadap kebijakan pemangkasan pajak, deregulasi, hingga penggelembunga belanja pemerintah," ujarnya kepada KONTAN.
Dari dalam negeri, rilisnya data inflasi bulan April pada hari Selasa juga turut menjadi perhatian pelaku pasar. Dia memperkirakan besok IHSG akan bergerak di rentang 5.618 - 5.729.
Dia melihat ada peluang IHSG menguat, yaitu jika data inflasi yang dirilis pemerintah besok lebih baik ketimbang perkiraan pasar.
Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) sebelumnya memperkirakan, April akan mengalami inflasi, tidak seperti Maret yang mengalami deflasi 0,02%.
Salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga listrik Maret lalu. "April lebih mengarah ke inflasi tapi masih dalam level yang rendah," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, Kamis (20/4).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji berpendapat, saat ini situasi di kawasan Semenanjung Korea masih memanas lantaran Korea Utara masih menjalankan program proliferasi persenjataan nuklir.
"Selain kapal-kapal perang AS, kapal perang induk Prancis juga tengah bersandar di kawasan ini, dalam rangka menjalankan latihan perang dengan negara-negara sekutunya," ujar Nafan kepada KONTAN, Sabtu (29/5).
Secara teknikal, terdapat black closing marubozu candle, sementara MACD dan RSI terlihat dead cross. Dengan demikian, IHSG berpotensi menuju ke level support di area 5.671 dan 5.658 dan resistance berada pada level 5.712 dan 5.738.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Selasa (2/5). Sentimen global diyakini menjadi penyebab bursa tertekan besok.
Sekadar mengingatkan, IHSG Jumat terkoreksi 0,38% atau 21,73 poin menjadi 5.685,29. Indeks menyentuh rekor tertingginya pada Rabu (26/4) di level 5.726,53.
Ekonomi AS-Inggris Melemah, IHSG Diyakini Tetap Kokoh di 5.720-5.740 \ PT Solid Gold Berjangka
Bahkan, IHSG kembali mencatatkan rekor penutupan all time high pada perdagangan hari Rabu, 26 April 2017.
IHSG ditutup menguat 45 poin atau 0,8% ke level 5.726. Kendati demikian, rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan sebesar 3,31% menjadi Rp9,05 triliun dari Rp9,36 triliun pada pekan sebelumnya.
Penurunan ini, tidak lepas dari hari libur nasional yang terjadi dalam sepekan. Rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan sebesar 25,34% menjadi 10,19 miliar unit saham dari 13,65 miliar unit saham pada pekan lalu.
Oleh karena itu, Bima menilai IHSG berpotensi melakukan penguatan. “Pekan ini, IHSG masih menjanjikan peluang penguatan ke level 5.720-5.740,” katanya kala dihubungi Okezone.
Sepanjang pekan kemarin, laju IHSG tercatat meningkat 0,36% dibandingkan posisi di akhir pekan sebelumnya di level 5.664,48. Peningkatan tersebut turut mengerek naik nilai kapitalisasi pasar BEI 0,39% dari Rp6.164,98 triliun pada pekan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang tidak sesuai harapan, akan berimbas pada kepercayaan investor. Akibatnya, investor pun cenderung melarikan dana mereka dari aset berisiko seperti saham.
Meski begitu, Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji menilai, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini dalam kondisi yang baik. Pasalnya, data ekonomi serta inflasi Indonesia yang berada dalam kondisi prima.
Laporan Keuangan dan Inflasi Diprediksi Topang IHSG | PT Solid Gold Berjangka
Di sisi lain, analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, IHSG akan mengalami koreksi secara teknikal. Namun, pelemahan tersebut terbilang tipis, tetapi membuka peluang pelemahan lanjutan.
"Jika kondisi dari sentimen yang ada maupun dari laju sejumlah indeks global tidak mampu memberikan kondisi yang kondusif, maka akan sangat rentan terjadinya pelemahan tersebut," jelas Reza dalam risetnya.
Dengan demikian, ia berharap terdapat rilis data ekonomi yang positif untuk mengurangi potensi pelemahan tersebut. Menurutnya, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.658-5.671 dan resisten 5.711-5.738.
"Kecuali terjadi lagi deflasi, maka pasar akan bereaksi lebih sehingga indeks akan bergerak kencang lagi. Tapi selebihnya laporan keuangan yang akan lebih banyak bermain," katanya.
Secara historis, lanjut Alfred, minim sentimen akan terjadi pada bulan Mei sehingga rentan terkoreksi atau terbatas pasca mengalami kenaikan pada bulan Januari hingga April. Dengan demikian, ia memprediksi dalam sepekan ini IHSG bergerak dalam rentang support 5.660 dan resisten 5.765.
"Pergerakan sempit, nah ketika sempit nilai transaksi tidak akan banyak berubah," terang Alfred kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (29/4).
Namun, pelaku pasar akan menunggu rilis data inflasi bulan April. Pelaku pasar sendiri masih optimistis tingkat inflasi masih dalam level rendah. Sehingga, jika hasilnya seperti yang diinginkan maka pasar diyakini tidak akan terlalu merespons positif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih bergantung pada laporan keuangan emiten kuartal I 2017 pada perdagangan hari ini, Selasa (2/5). Hal ini disebabkan IHSG belum memiliki sentimen terbaru dari sisi makro ekonomi.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan, kondisi ini akan membuat IHSG bergerak terbatas. Selain itu, nilai transaksi tidak akan banyak mengalami perubahan dari posisi pekan lalu.