Mobil terbang ini masih dalam tahap awal pengembangan | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Tim menargetkan, SkyDrive dapat terbang hingga kecepatan 62 mil (100 kilometer) di darat dan memiliki kecepatan 93 mph (149 km per jam) di udara. Mobil ini direncanakan bisa terbang tinggi untuk mengatasi kemacetan, serta halangan di jalan raya.
Kata Nakamura, desain mobil ini masih membutuhkan lebih banyak stabilitas, sehingga prototipenya dapat terbang lebih kencang dan cukup tinggi untuk mencapai api olimpiade.
Sebelumnya Toyota menyatakan dukungan secara penuh untuk proyek mobil terbang ini.
Toyota, bahkan menginvestasikan dana sebesar US$375.290, atau setara Rp5 miliar, agar mobil terbang itu sampai pada tahap prototipe yang ditargetkan rampung pada 2018 mendatang.
Dari persiapan itulah, mereka berharap mobil terbang dengan teknologi drone ini dapat mengudara pada pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 mendatang dan dapat bertugas menyalakan api olimpiade. Mobil terbang ini memiliki tiga roda dan empat rotor. Skydrive diklaim akan menjadi mobil terbang terkecil di dunia dengan dimensi 2,9 meter x 1,3 m.
Kepala proyek Cartivator Tsubasa Nakamura mengatakan, mobil terbang masih dalam tahap awal pengembangan. Kata dia, ada beberapa insinyur yang mengharapkan pengujian mobil bernama SkyDrive bisa dilakukan pada akhir 2018 sebagai penerbangan pertama.
Seperti dilansir Reuters, Senin 5 Juni 2017, proyek mobil terbang Cartivator ini sebenarnya mulai dikembangkan sejak 2012 lalu. Di dalam tim terdapat sebanyak 30 insinyur Toyota. Mereka telah mengembangkan mobil terbang di sela jam kerjanya. Selama ini, mereka menggunakan bekas sekolah dasar di Prefektur Aichi, Jepang, sebagai markasnya untuk melakukan pengembangan.
Pabrikan asal Jepang, Toyota Motor Corporation, rupanya kian getol mempersiapkan mobil masa depannya yang bisa terbang. Kabar terbaru sebuah uji coba baru-baru ini dilakukan di Jepang, tepatnya pada 3 Juni 2017 lalu.
Gaya Banget, Mobil Terbang Toyota Bakal Nyalakan Api Olimpiade Tokyo | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Sejumlah perusahaan di dunia telah berkompetisi untuk mengembangkan mobil terbang pertama atau kendaraan lepas landas dan pendaratan vertikal (VTOL). Uber Technologies Inc mengumumkan rencananya untuk menyebarkan layanan taksi terbangnya pada 2020 di Dallas Fort Worth, Texas, dan Dubai. Airbus Group juga mengembangkan mobil terbangnya di bawah divisi yang disebut Urban Air Mobility.
Kendati demikian, pembuatan mobil terbang masih menghadapi rintangan, termasuk proses meyakinkan regulator dan publik bahwa produk mereka bisa digunakan dengan aman.
Insinyur Cartivator berambisi menciptakan kendaraan terbang mereka menjadi kendaraan listrik terkecil di dunia yang dapat digunakan di daerah terpencil, dan berharap bisa mengkomersilkan mobil tersebut pada 2025.
Bulan lalu, Toyota Motor dan grup perusahaan sepakat untuk menginvestasikan dana mencapai 42,5 juta yen atau sekitar US$385.000 pada proyek tersebut untuk tiga tahun ke depan. Kini, grup tersebut sedang bekerja keras menyempurnakan rancangannya dengan harapan bisa menerima investasi lebih lanjut dari perusahaan tersebut.
Kepala Cartivator Tsubasa Nakamura mengatakan saat ini mobil masih dalam tahap awal pengembangan. Grup tersebut berharap bisa melakukan penerbangan berawak pertama pada akhir 2018.
Selama demonstrasi uji model saat itu, mobil mampu turun dan mengambang di tanah selama beberapa detik. “Desainnya membutuhkan lebih banyak stabilitas sehingga purwarupanya bisa terbang kencang dan cukup tinggi untuk mencapai api olimpiade,” ujar Nakamura seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/6/2017).
Cartivator, sebuah grup usaha rintisan (startup) yang terdiri dari 30 insinyur termasuk beberapa karyawan muda Toyota, mulai mengembangkan mobil terbang 'SkyDrive' pada 2014 dengan bantuan pengumpulan dana (crowdfunding).
Para insinyur yang didukung oleh Toyota itu menunjukkan mobil terbang mereka pada akhir pekan lalu. Mobil tersebut diharapkan bisa menyalakan api olimpade untuk upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas Tokyo yang berlangsung pada 2020 mendatang.
Mobil terbang hasil kerja sama Cartivator dan Toyota Motor Corp ditargetkan bisa menyalakan api Olimpiade Tokyo 2020.
Mobil Terbang Terbang Perdana Dalam Olimpiade Jepang | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Rencananya, mobil ini hanya bisa terbang pada ketinggian 10 meter dari atas tanah. Tapi itu sudah cukup untuk melayang di atas kemacetan dan halangan yang merintang, kecuali gedung bertingkat.
Sedikit fakta lagi tentang SkyDrive, bahwa Cartivator menjanjikan pengoperasian yang intuitif, dengan komponen yang mudah digunakan, disuplai oleh para pemasok di dunia otomotif macam Aisin dan Denso.
Mobil akan menggunakan tiga roda, punya kemampuan untuk take-off dan landing di jalanan umum. Kecepatan terbangnya direncanakan mampu mencapai 100 kpj. Di darat, pengguna bisa melesatkannya sampai 150 kpj.
Model yang dikembangkan adalah Cartivator SkyDrive, yang bentuknya akan dirilis resmi Juli 2017 mendatang. Mobil terbang itu akan punya ukuran panjang 2.900 mm, lebar 1.300 mm, dan tinggi 1.100 mm.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Toyota sudah menyatakan bakal menggunakannya untuk membuka Olimpiade Tokyo 2020.
Pabrikan terbesar sedunia itu berencana menggelontor dana 42,5 juta yen (setara Rp 4,9 miliar) untuk jangka waktu tiga tahun mendatang.
Dana tersebut akan dipakai untuk menjadikan sketsa desain mobil terbang sebagai prototipe sampai, yang ditargetkan jadi pada 2018 mendatang.
Toyota menyatakan dukungannya secara penuh untuk proyek mobil terbang Cartivator, di Jepang.