Debat selama 90 menit di New York ini diperkirakan akan menjadi debat yang paling banyak ditonton dalam sejarah televisi, dengan 100 juta penonton.
Debat pertama kedua kandidat calon presiden AS dari Partai Republik dan Partai Demokrat, Donald Trump dan Hillary Clinton mengambil topik ekonomi dan diwarnai perdebatan sengit tentang pekerjaan, kesepakatan dagang dan pajak.
Anda hidup dalam kenyataan versi Anda | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makasar
Debat capres AS: Panduan untuk ‘wawancara pekerjaan terberat’ Serangan pertama Clinton pada Trump menyebut bahwa dia menerima uang dari ayahnya saat pertama mengawali bisnisnya namun menggambarkan dirinya dan latar belakangnya sebagai kelas menengah.
Debat presiden dimulai dengan jabatan tangan dan sapaan antara kedua kandidat capres sebelum berjalan ke podium masing-masing. Clinton bertanya pada Trump, "Apa kabar, Donald" disambut sorakan penonton. Menjelang debat pertama Hillary Clinton dan Donald Trump
Trump membalas, mengatakan, "ayah saya memberi saya pinjaman kecil pada 1975, dan saya mendirikan perusahaan," yang bernilai miliaran dolar. Perdebatan panjang mereka berikutnya adalah soal perjanjian dagang. Clinton dan Trump berseberangan soal Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang ditandatangani oleh Bill Clinton.
“Donald sangat beruntung dalam hidupnya, dan itu semua keuntungannya," katanya. "Dia meminjam $40 juta dari ayahnya, dia benar-benar percaya bahwa jika Anda membantu orang kaya, Anda akan lebih baik."
Clinton mengatakan, "Donald, saya tahu, Anda hidup dalam kenyataan versi Anda sendiri..." Selama ini, Hillary Clinton selalu menyatakan posisinya yang tidak setuju dengan Trans-Pacific Partnership yang dinegosiasikan dan disetujui oleh pemerintahan Presiden Obama. Trump membalas lagi, "Anda tak punya rencana!"
"Suami Anda menandantangani Nafta dan ini adalah perjanjian dagang terburuk yang pernah ditandatangani...dan kini Anda mau menandatangani Trans-Pacific Partnership...yang akan sama buruknya dengan Nafta."
Clinton kemudian mengkritik Trump yang mengatakan "perubahan iklim adalah sebuah tipuan hoax yang dilakukan oleh Cina" Trump membalas balik, "Saya tidak mengatakan itu." Namun sebuah tweet dari 2012 menunjukkan fakta yang sebaliknya.
Isu Domestik Jadi Pertaruhan Clinton, Trump dalam Debat Capres AS | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makasar
Calon Presiden Amerika Serikat (AS) akan saling berhadapan dalam debat capres AS pertama. Hillary Clinton dan Donald Trump akan saling berhadapan untuk pertama kalinya. Sementara berdasarkan poling terbaru Washington Post-ABC, menunjukkan kedua capres bersaing ketat. Clinton memimpin dengan 43 persen dan Trump memiliki dukungan 42 persen.
Clinton yang bertarung di balik bendera Partai Demokrat akan menghadapi Trump dari Partai Republik. Debat ini sendiri akan diadakan di Hofstra University on Long Island, Senin 26 September pukul 9.00 malam waktu setempat atau Selasa 27 September pagi waktu Indonesia.
Kemenangan bagi Clinton dalam debat pertema ini tentunya akan membuatnya memimpin di depan. Sementara penampilan kuat dari Trump akan membuat suaranya tetap kompetitif atau bisa membuatnya kalah pemilu. Debat kali ini akan dimoderatori oleh presenter televisi NBC Nightly News Lester Holt. Diperkirakan debat akan menarik penonton hingga sebesar pertandingan Super Bowl.
Debat pertama ini akan berlangsung selama 90 menit dan Clinton dianggap sebagai calon yang paling berpengalaman. Sementara Trump dianggap tidak memiliki pengalaman besar untuk sebuah parti besar seperti Republik.
Poling menjelang debat ini makin mengetat, taruhan dalam Pilpres AS 2016 ini pun sangat besar. Yaitu, AS akan memilih presiden perempuan pertama atau sosok miliuner New York yang besar dengan acara realita di televisi akan memimpin Negeri Adi Daya itu.
Hillary Clinton sudah jelas memiliki pengalaman panjang dalam politik AS. Perempuan berusia 68 tahun itu, sudah pernah mengikuti debat di 34 pemilu pendahuluan. Pada 2008, Clinton kalah dari Presiden Barack Obama yang saat itu tengah naik daun,
Tiga tema penting dalam debat kali ini | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makasar
Ada tiga pertanyaan dalam debat pertama ini. Umumnya pada debat pertama, isu domestik menjadi perhatian utama. Tiga tema itu antara lain, Arah kebijakan Amerika, kemudian meraih kesejahteraan dan mengamankan Amerika.
Kedua kandidat adalah capres AS yang saling berseberangan dalam sejarah Pilpres AS modern. Mereka sebelumnya saling serang melalui kampanye dan tentunya akan mempersiapkan isu yang bisa merusak antar capres.
"Ketika perhatian jauh lebih besar dan tekanan sangat jelas, itu yang membuat Clinton bisa memberikan hasil sempurna," ujar Tim Kaine, calon Wapres AS dari Partai Demokrat, seperti dikutip AFP, Selasa (27/9/2016).
Sementara Trump dikenal sebagai pengusaha sukses berusia 70 tahun. Dia dikenal sebagai pengusaha yang enggan mengikut cara-cara konservatif. Trump tidak pernah sekali pun bekerja sebagai pejabat publik tetapi berhasil mengalahkan 16 calon dari Partai Republik dalam Pemilu Pendahulan.
Berdasarkan poling dari Washington Post/ABC News, 53 persen warga AS tidak percaya Trump memiliki kualifikasi sebagai presiden. Trump dianggap terlalu temparamen dan kurang pengetahuan.
Trump dianggap tidak punya lawan ketika mencari perhatian. Tetapi dia dianggap lemah dalam kebijakan. "Saya harap Donald Trump untuk bisa lebih lembut dan tenang. Saya berharap Hillary bisa memancingnya," tutur Trippi.
Tetapi ketika Clinton dianggap ahli dalam detail kebijakan, dia memiliki anggapan tidak dipercaya dan beberapa pihak menyebutnya tidak jujur. Sementara manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway mengatakan setiap kelebihan Clinton tidak bisa diterjemahkan dalam kesusksesan kampanye.
Tetapi menurut ahli kampanye Partai Demokrat Joe Trippi, Trump bisa mendapatkan kredibilitas di antara kalangan terdidik kulit putih.
"Dia (Clinton) memang pintar, tetapi ini bukan keahliannya," ucap Conway. "Donald Trump punya bakat dan kemampuan untuk menghindari politikus," tegas Conway. Harapan untuk debat pertama
Poling akan memainkan peranan besar dalam debat kali ini. Hingga saat ini sembilan persen warga AS masih belum menentukan pilihan. Apakah Demokrat bisa menang melalui akal pikiran, bukan dari hari? Apakah Trump bisa membujuk warga dengan anggapan dia bisa memimpin?
Clinton tentunya akan menyasar pada kampanye Trump yang penuh dengan kontroversi. Clinton menilai Trump sebagai pemimpin yang hanya bisa berpidato.