Donald Trump memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Mereka akan melihat bukti kecurangan, perilaku tak pantas, kesepakatan dagang yang tidak sesuai dengan janji, kurangnya penegakan hukum, persoalan mata uang dan kendala dengan Organisasi Perdagangan Dunia.
"Ini akan menjadi dasar untuk keputusan yang diambil pemerintah," ujarnya.
Perintah itu akan keluar satu pekan sebelum Donald Trump bertemu Presiden China Xi Jinping. Ini tampaknya akan menjadi peringatan dini atas Beijing. "Perlu disebutkan bahwa sumber defisit terbesar adalah China," kata Ross.
Selain China, ada belasan negara lain dinilai menjadi penyebab defisit neraca perdagangan AS. Negara tersebut ialah Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
Sebelumnya, Senin 3 April 2017, Donald Trump memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS yang mencapai US$ 50 miliar. Negara-negara ini disebutnya sebagai negara yang curang terhadap perdagangan AS.
Pejabat Tinggi AS mengatakan, Donald Trump akan mengeluarkan dua perintah eksekutif untuk mencari akar masalah penyebab defisit neraca perdagangan AS.
Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan, salah satu perintah Trump berupa analisis negara per negara dan produk per produk. Hasilnya akan dilaporkan pada Trump dalam 90 hari.
"Sementara ini, kita evaluasi komoditas yang kita ekspor ke AS apakah berpotensi untuk dipersoalkan. Selain itu, kita minta perwakilan kita di Washington DC untuk memantau dan memonitor," jelas Enggartiasto.
Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menanggapi perintah eksekutif Donald Trump kepada stafnya tersebut. Menurutnya, pemerintah Indonesia akan menunggu langkah lanjutan dari Trump terkait hal ini.
"Kita ikuti dulu dan kami tunggu langkah yang akan ditempuh," kata Enggartiasto dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Pemerintah Indonesia, kata dia, akan mengevaluasi komoditas-komoditas yang selama ini diekspor ke Amerika. Evaluasi ini untuk melihat apakah komoditas yang dipasok ke Negeri Paman Sam itu berpotensi untuk dipersoalkan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memasukkan Indonesia dengan beberapa negara lain seperti China ke dalam negara curang terhadap perdagangan AS. Negara-negara itu harus bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS yang mencapai US$ 50 miliar.
Kalla: Amerika Serikat Harus Introspeksi Diri | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Amerika terkenal sebagai negara yang mengenalkan paham perdagangan bebas. Kini, jelas Kalla, Amerika terlihat sebagai negara yang menyesalkan adanya perdagangan bebas itu.
"Kan ini fair trade karena itu dijamin oleh WTO dan sebagainya, tergantung kalau dikatakan curang, yang bagaimana curangnya?" ujar Kalla.
Yang kita impor pesawat Boeing. Kalau terjadi begitu Amerika harus introspeksi, kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mahal," tegas Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa 4 April 2017.
Kalla tak setuju dengan anggapan curang yang dilayangkan Trump. Indonesia, tegas Kalla, tak pernah memaksa negara lain membeli barang produksi Tanah Air.
"Tapi karena barang Indonesia baik dan murah, jadi mereka beli. Jadi Amerika harus introspeksi dirinya kenapa barangnya mahal," ucap Kalla.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Amerika Serikat harus mengintrospeksi diri karena mengeluarkan kebijakan menginvestigasi 16 negara yang membuat Negeri Paman Sam defisit USD50 miliar. Indonesia berada di peringkat 15 dengan keuntungan USD13 miliar.
Menurut Kalla, banyak negara mengalami defisit dan itu wajar. Jarangnya Indonesia membeli barang buatan Amerika bukan tanpa sebab. Produk AS terkenal mahal dan Indonesia justru bermain di tataran lebih besar seperti minyak, gas, garmen, dan beberapa mesin serta suku cadang.
Wapres JK Minta Amerika Introspeksi | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Perintah eksekutif ini bertujuan untuk melindungi perekonomian AS dari politik dumping (harga barang ekspor lebih murah dibanding harga barang di negara produsen) yang dilakukan negara partner dagang atau currency manipulation (manipulasi kurs) agar harga barang dari negara partner menjadi lebih murah.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa pemerintahnya akan menelusuri "importir asing yang curang" sebelum menandatangani perintah eksekutif itu.
"Dia tidak bisa mengatakan kalau indonesia curang. Curang kenapa? Kalau dikatakan curang, bagian mana yang curang," ujarnya
"Amerika sendiri yang menyodorkan perdagangan bebas selama ini, sebagai unsur negara yg kapitalis memang harus perdagangan bebas. Sekarang malah menyesalkan. Padahal fair trade ini ada yang menjamin, seperti WTO," katanya.
Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang berisi memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit neraca perdagangan AS yang nilainya mencapai hampir US$ 50 miliar.
Beberapa negara yang disebut dalam daftar tersebut di antaranya: Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, Taiwan, Indonesia, dan Kanada.
Menurut Kalla, sebetulnya defisit perdagangan dalam perdagangan dunia adalah hal biasa.
Dia mengatakan banyak negara yang tidak mampu memproduksi barang tertentu di dalam negerinya mengalami defisit perdagangan, namun hal itu dinilai fair.
Indonesia sendiri mengeskspor banyak produk garmen dan alas kaki dari AS, sementara Indonesia mengimpor pesawat Boeing dan mesin lainnya yang pengadaanya tidak bisa disanggupi dari dalam negeri.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menginstruksikan adanya investigasi atas defisit neraca perdagangan negeri Paman Sam dengan 16 negara, termasuk Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan Amerika Serikat untuk introspeksi, mengingat defisit perdagangan dengan Indonesia diakibatkan oleh barang yang diimpor ke negara itu lebih murah, dibandingkan dengan harga barang-barang di AS.
"Amerika harus introspeksi, kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mereka mahal," katanya, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4/2017).
PT Solid Gold Berjangka