Standar emisi Euro 4, yang diklaim dapat membuat kendaraan ramah lingkungan akan diterapkan di Indonesia | PT Solid Gold Berjangka
Selain itu lebih lanjut Afandi mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu kilang mereka rampung, agar dapat membuat bahan bakar Euro4 yang berkualitas, dan tidak mau asal dalam memilih BBM bensin yang selama ini diimpor.
"Kalau kita bicara ketahanan emisi nasional, berarti kilang kita kan belum siap, nah kalau kilang sudah siap kami impor. Kamu (konsumen) emang rela duit kamu buat impor? Kan berarti dalam negeri berkurang produksi kilangnya terus kita harus keluar duit buat impor," pungkasnya.
Afandi menganggap, kemungkinan konsumen akan siap, karena dirinya mengungkapkan sudah banyak konsumen yang telah paham akan kualitas bahan bakar yang lebih baik.
"Sebenarnya kalau masyarakat sudah siap Alhamdulillah lah, 38 persen sudah sadar pindah ke Pertalite," ucapnya.
Sedangkan ke depannya, lanjut Afandi mengatakan kesiapan konsumen saat Euro4 diterapkan akan diatur oleh pemerintah. "Ya pemerintah nanti akan ngatur road map-nya, kalau kita kan tugasnya nyiapin BBM (bahan bakar minyak)," ungkapnya.
Standar emisi Euro 4, yang diklaim dapat membuat kendaraan ramah lingkungan akan diterapkan di Indonesia. Namun Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, Afandi mengatakan meski menguntungkan, penerapan Euro4 di Indonesia akan mempunyai hambatan.
Diantaranya adalah kesiapan konsumen.
"Sekarang gini, Pertamina sudah inisiatif ngeluarin Pertalite lebih bagus, Pertamax lebih bagus, Pertamax Turbo lebih bagus. Permasalahannya kan konsumen kita tidak siap, yang penting kita nyiapin nih," ujarnya kepada wartawan, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat.
Gerai Pertamini Makin Marak, Ini Tanggapan Pertamina | PT Solid Gold Berjangka
Diakui Yudy, keberadaan Pertamini, terutama di wilayah pelosok cukup membantu masyarakat yang membutuhkan pasokan bahan bakar, sementara untuk bepergian ke SPBU Pertamina yang resmi lokasinya relatif jauh.
"Mereka menjual bahan bakar itu sebagai mata pencaharian. Cukup banyak pengecer yang membeli bahan bakar dari kita. Keberadaan mereka cukup membantu konsumen di daerah yang lokasinya cukup jauh dari SPBU resmi Pertamina. Jadi posisi kota saat ini tidak melarang mereka," beber Yudy Nugraha.
Terhadap perusahaan yang menjual peralatan dispenser bahan bakar untuk gerai Pertamini Yudy mengaku pihaknya juga mengetahui adanya hal tersebut. Antara lain dari media.
"Yang harus mengambil tindakan seharusnya adalah Dinas Perindustrian setempat. KIta di Pertamina todak ada hubungannya dengan mereka," katanya.
Tapi karena mereka sehari-harinya menjual produk kita, kita berusaha membina. Kita perlakukan mereka sebagai pedagang eceran biasa. Soal safety dan standar literannya, kami rasa mereka belum terstandar," beber Yudy Nugraha.
Dia menambahkan, di internal Pertamina ada pembahasan untuk melihat peluang menjadikan gerai Pertamini sebagai perpanjangan jaringan penjualan bahan bakar Pertamina. "Tapi itu masih dalam pengkajian," katanya.
"Bukan. Mereka bukan bagian dari Pertamina. Mereka bukan bagian dari anak perusahaan Pertamina," kata Yudi Nugraha, Area Manager Communications & Relations Jawa Bagian Barat PT Pertamina (Persero) menjawab pertanyaan Tribunnews di sela acara diskusi ringan di Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Mengutip pernyataan sikap manajemen Pertamina pusat terhadap maraknya pendirian Pertamini di berbagai daerah, Yudy menjelaskan, "Secara official Pertamini tidak ada hubungannya dengan Pertamina dan secara hukum mereka sebenarnya tidak boleh memakai brand Pertamina."
Jika Anda sedang bepergian terutama di kawasan pemukiman padat di perkotaan atau ke daerah pedesaan di wilayah Jawa Barat atau Jabodetabek dan Banten, Anda akan menemukan gerai Pertamini, yakni gerai mini yang menjual bahan bakar Pertamina yang menggunakan perlengkapan dispenser dan alat tera.
Gerai semacam ini belakangan makin banyak jumlahnya dan makin mudah ditemukan, termasuk di wilayah DKI Jakarta.
Apakah maraknya gerai Pertamini ini atas 'restu Pertamina?
Pertamini Langgar Aturan, Pertamina: Disperindag Harus Sidak! | PT Solid Gold Berjangka
Di Garut saya pernah melihat pengrajin dispenser Pertamini. Dia (pengrajin) membuat dispenser Pertamini secara otodidak. Mereka menggunakan mesin dispenser minum yang sudah tidak bagus, dan memanfaatkan untuk dispenser Pertamini."
Hingga saat ini PT Pertamina masih melakukan pembahasan terhadap keberadaan Pertamini. Bisa saja PT Pertamina melakukan pengembangan terhadap pertamini, atau bisa juga memberantas mesin tersebut.
"Kita belum tahu, di pusat masih dibahas. Saya pribadi melihat Pertamini hadir karena kebutuhan masyarakat. Hingga saat ini PT Pertamina memberlakukan Pertamini sama dengan pedagang eceran biasa," beber Yudi
Dipastikan pula Pertamini tidak memiliki standar kualitas operasional PT Pertamina. Mulai dari takaran bensin, kualitas penyimpanan, standar pelayanan.
"Seharusnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (disperindag) yang melakukan sidak Pertamini," tambah Yudi.
Pria yang akrab dengan awak media ini menerangkan teknologi Pertamini saat ini juga berkembang pesat. Bahkan kini pompa bensinnya sudah tidak manual dengan cara diengkol dan sistem digital.
Secara etika bisnis saja mereka sudah salah. Menggunakan nama pelesetan Pertamina dan logo Pertamina," ucap Area Manager Communication & Relations Pertamina JBB, Yudi Nugraha, Rabu (5/4/2017) di Menteng Central Jakarta.
Saat ini mesin dispenser bensin eceran Pertamini semakin menjamur di wilayah Jabodetabek. Namun perlu diingat bahwa Pertamini tidak ada hubungan sama sekali dengan Pertamina.
Pertamina melalui MOR III menjelaskan bahwa Pertamini bukanlah anak perusahaan atau usaha kecil dan menengah (UKM) binaan perusahaan pelat merah tersebut. Bahkan keberadaanya pun menyalahi aturan.
Solid Gold Berjangka