Carrie Fisher menghembuskan nafas terakhirnya | PT Solid Gold Berjangka
Selain itu, wanita yang lahir di Beverly Hills, California, Amerika ini juga sempat muncul sebagai cameo dalam film Star Wars Rogue One. Meski hanya sebagai cameo, Carrie pun mencoba menceritakan kesulitannya menjalani pengambilan gambar ala Motion capture di film tersebut.
“Seseorang telah menjadi tua dengan cepat. Kau bahkan tak bisa membuatnya melakukan syuting ala Motion Capture,” begitu kicau Fisher dalam akun twitternya 21 Desember lalu.
Selamat jalan Carrie Fisher, May the force be with you.
Dipenghujung tahun ini, kita mendapat kabar duka dari salah satu karakter ikonik Star Wars Universe. Pemeran Princess Leia, Carrie Fisher menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa, 27 Desember, di Ronald Reagan UCLA Medical Center pukul 08.55 pagi waktu setempat. Aktris 60 tahun itu meninggal karena serangan jantung, setelah dirawat empat hari di rumah sakit.
Meski telah tiada, namun peran krusialnya sebagai Princess Leia rencananya akan tetap muncul di Star Wars IX lho. Syuting untuk Star Wars IX memang belum dilakukan, tapi mengingat canggihnya teknologi saat ini, kemungkinan Carrie Fisher bisa ‘dihidupkan’ kembali dengan CGI seperti yang dilakukan pada Peter Cushing ketika memerankan General Tarkin dalam Rogue One.
Sebelum dikabarkan meninggal dunia, Carrie Fisher ternyata sempat menyelesaikan peran terakhirnya sebagai Princess Leia dalam “Star Wars: The Force Awakens” yang dirilis pada 2015 lalu. Carrie juga telah menyelesaikan syuting untuk installment Star Wars VIII yang dijadwalkan rilis tahun 2017 nanti.
Pemeran Princess Leia Hapus Stigma Gangguan Bipolar | PT Solid Gold Berjangka
Hingga akhirnya Fisher bangkit dan menulis buku mengenai perjuangannya mengatasi gangguan bipolar berjdul "Postcards from the Edge." Fisher juga mengingatkan pentingnya bergabung dengan komunitas yang berisi orang-orang dengan gangguan mental.
Orang dengan bipolar disebut mengalami ketidakseimbangan neurotransmitter. Hal itu membuat mereka seirng mengalami perubahan mood atau suasana hati secara drastis dalam waktu tertentu.
Menurut seorang penulis blog kesehatan mental, Natasha Tracy, kejujuran Fisher mengenai penyakit bipolarnya telah memberikan harapan bagi banyak orang untuk bisa menjalani hidup lebih baik dan sukses.
Banyak yang mengapresiasi Fisher karena telah berani bersuara mengenai penyakit mental. Selamat jalan, 'Princess Leia'.
Fisher mengubah pandangan itu. Aktris yang bermain dalam dua sekuel film "Star Wars" ini aktif memotivasi orang-orang dengan gangguan jiwa untuk bisa mencapai tujuan dan meningkatkan martabat.
"Kami telah diberi penyakit yang menantang. Jadi tidak ada pilihan lain selain untuk menghadapi tantangan itu. Anggap saja sebagai sebuah kesempatan untuk menjadi heroik," kata Fisher dalam sebuah wawancara yang pernah dilakukan.
Fisher didiagnosis gangguan bipolar pada usia 24 tahun. Awalnya, ia mengingkari kondisi itu dan sempat menggunakan narkoba dan kecanduan alkohol.
Pemeran Princess Leia di film Star Wars, Carrie Fisher meninggal dunia di usia 60 tahun setelah mengalami serangan jantung dalam perjalanan di pesawat. Ucapan dukacita pun langsung membanjiri linimasa media sosial.
Lebih dari seorang aktris, Fisher ternyata dikenal sebagai sosok yang berjuang melawan stigma masalah kesehatan mental. Ia secara terbuka menceritakan tentang gangguan bipolar yang diidapnya.
Selama ini banyak orang yang malu mengungkapkan penyakit mental sehingga sulit berkembang dalam menjalani kehidupan karena tak mendapat pengobatan.
Noktah Hitam Kehidupan 'Princess Leia' | PT Solid Gold Berjangka
Fisher memang terbiasa mengungkapkan sesuatu secara blak-blakan. Bukan hanya soal skandal seksual. Ia juga terbuka mengaku bahwa dirinya mulai mengonsumsi mariyuana sejak usia 13 tahun. Dikutip dari Herald Sun, ia kemudian berjuang melawan ketergantungan akan pil resep dokter dan zat lainnya.
Hal itu ia tulis secara terselubung dalam novel fiksi yang ditulisnya pada 1987, Postcards From the Edge—yang kemudian menjadi film, dibintangi Meryl Streep, dan Fisher tetap menulis skenarionya. Film itu masuk nominasi Oscar.
Dalam sebuah wawancara lain, Fisher mengungkapkan bahwa ia menggunakan kokain saat syuting film The Empire Strikes Back. Pada 1985, setelah berbulan-bulan tidak mengonsumsi obat-obatan, ia tak sengaja mengalami overdosis dari kombinasi obat resep dan pil tidur. Ia pun dilarikan ke rumah sakit. Kejadian itu juga masuk menjadi materi dalam buku dan film Postcards from the Edge.
Pada 25 Februari 2005, R Gregory 'Greg' Stevens, seorang pelobi ditemukan tewas di rumah Fisher di California. Autopsi final menunjukkan bahwa Stevens meninggal akibat konsumsi kokain dan oxycodone. Namun, ternyata ada diagnosis bahwa penyakit hati menjadi salah satu faktor penyebab kematiannya.
Dalam buku dan acara yang dipandu Fisher, Wishful Drinking ia mengungkapkan hal lain lagi. Fisher mengaku hidupnya diselimuti gangguan bipolardan membutuhkan banyak kenekatan serta dapat menjadi sebuah tantangan total.
Lima tahun yang lalu, Fisher berkata kepada Oprah Winfrey tentang terapi syok rutin yang telah menolongnya menghilangkan gejala-gejala depresinya.
Ia melanjutkan, "Anda tahu, ia datang dari sebuah barisan panjang tentara pada abad ke-10. Ia akan mengatakan kepada saya cerita-cerita mengerikan. Ia dulunya seorang kapten, seorang tentara pengintai. Saya menjadi terapisnya. Jadi tidak etis jika saya tidur dengan pasien saya."
Dalam bukunya The Princess Diarist yang baru diluncurkan November lalu, Fisher membeberkan skandal yang lain. Ia mengaku pernah menjalin hubungan tiga bulan dengan lawan mainnya di film Star Wars, Harrison Ford.
Saat itu status Ford menikah dengan Mary Marquardt. Kala itu Fisher masih berusia 19 tahun, sementara Ford 33 tahun. "Perselingkuhan bukan merupakan sesuatu yang eksklusif dalam bisnis pertunjukan," ujar Fisher santai.
Ford tidak berkomentar saat berita perselingkuhan itu menjadi perbincangan media. Tapi saat Fisher meninggal, Ford berkata, “Dia berbeda... brilian, orisinil, lucu, serta tak punya rasa takut secara emosional. Dia menjalani hidupnya dengan berani."
Pada 1992, Fisher melahirkan seorang putri, Billie, yang merupakan hasil hubungannya dengan kepala agen talenta Creative Artists Agency, Bryan Lourd. Tak lama kemudian, Lourd meninggalkannya demi kekasih prianya.
"Membuat orang jadi homoseksual seperti kemampuan super saya,” tulis Fisher.
Seniman asal California, Amerika Serikat itu juga pernah memiliki hubungan dekat dengan penyanyi James Blunt. Ketika mengerjakan albumnya, Back to Bedlam pada 2003, Blunt menghabiskan banyak waktunya di kediaman Fisher.
Namun, Fisher mengaku bahwa hubungannya dengan Blunt hanya sebatas terapis dan pasien, alih-alih hubungan seksual.
“Dia dulunya tentara. Dia sudah melihat hal-hal buruk. Setiap kali James mendengar kembang api atau sesuatu seperti itu, jantungnya berdetak sangat cepat, dan dia berkata, ‘Berjuang atau terbang,’” Fisher menuturkan.
Fisher dan Simon akhirnya menikah pada 1983, tapi bercerai setahun setelahnya. Fisher sempat muncul dalam video klip lagu Simon yang berjudul Rene and Georgette Magritte with Their Dog after the War. Simon juga menulis tentang hubungannya dengan Fisher dalam lagu Hearts and Bones.
Kehidupan Carrie Fisher sudah menjadi sorotan bahkan sebelum ia dilahirkan. Ia putri dari penyanyi Eddie Fisher dan aktris Debbie Reynolds. Kini, saat meninggal dalam usia 60 tahun pada Selasa (27/12) ia kembali jadi berita.
Bukan hanya itu. Semasa hidup, pemeran Princess Leia dalam Star Wars itu juga menorehkan banyak berita bagi media. Selain lewat prestasi maupun karya, ia juga pernah melakukan skandal-skandal yang mengejutkan banyak pihak.
Mulai perselingkuhan, hingga penggunaan obat-obatan terlarang.
Soal asmara, Fisher pertama menyerahkan hatinya pada Paul Simon. Ia mengencani penyanyi itu saat film pertama Star Wars dirilis, yakni pada 1977. Tapi di sela hubungannya dengan Simon, tepatnya pada 1980, ia sempat berhubungan juga dengan aktor sekaligus komedian asal Kanada, Dan Aykroyd.
Keduanya bertemu lewat film The Blues Brothers. Mereka bahkan bertunangan di lokasi syuting. Tapi hubungan itu sepertinya tidak bertahan lama.
Dalam sebuah wawancara Fisher mengatakan, "Kami (saya dan Aykroyd) bertukar cincin, menjalani tes darah, dan lain-lain. Tapi saya kemudian kembali ke pelukan Paul Simon."