Luna ingin lebih mengenal dan mengetahuinya | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
"Sekarang tahu bedanya arabika dan robusta, rasanya, buihnya dan roastingnya bagaimana. Jadi banyak belajar juga menikmati kopi-kopi, banyak ceritanya, jadi menarik sekali," ujarnya.
Ditanya soal niatan membuat bisnis kopi, Luna yang sudah melanglangbuana dalam hal wirausaha seperti clothing dan kuliner, mengaku belum kepikiran untuk membuat usaha tersebut.
Ia menyadari kemampuannya belum memadai seperti yang sudah ahli.
"Sudah ada Ben dan Jody, ntar martabak saja ya," ujarnya, menanggapi dengan bercanda.
Ditemui VIVA.co.id, Luna mengaku bahwa ia adalah seorang penikmat kopi. Namun karena kesibukan yang padat, Luna mengaku jarang mendapat kesempatan lebih untuk belajar kopi. Kini, setelah bergabung menjadi bagian dari sekuel terbaru Filosofi Kopi, Filosofi Kopi: Ben & Jody. ia sedikit banyak lebih memahami ilmu seputar kopi tersebut.
"Bukan enggak pernah mengerti, tapi enggak ada kesempatan buat tahu lebih banyak soal kopi. Sekarang ngobrol banyak soal kopi, jadi lebih banyak tahu," ujar Luna saat ditemui di kawasan Melawai, Jakarta Selatan.
Banyak sekali ilmu seputar kopi yang ia pelajari saat ini. Selain tuntutan peran, niatan dari hati juga muncul begitu saja dan ia menikmati hal tersebut.
Luna Maya punya cerita baru. Artis cantik ini mengaku sedang tertarik dengan si hitam yang populer. Bahkan, Luna sangat penasaran dan berniat untuk mendalami pengetahuan tentang si hitam tersebut.
Tak hanya film, "Filosofi Kopi" akan jadi brand | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Lebih dari itu, produser Filosofi Kopi, Handoko Hendroyono, mengatakan bahwa film tersebut memiliki spirit kolaborasi yang sangat kuat, dalam artian "bisa menarik minat orang lain untuk berkarya."
"Misalnya action figure, kita terbuka sekali untuk menarik atau mengajak kolaborasi-kolaborasi, energi yang ada di filosofi kopi ini, dan inisiatifnya enggak harus dari kita, tapi juga inisiatif dari teman-teman," kata Handoko.
"Jadi, spirit dari user generated movie itu benar-benar terasa di sini sehingga nyawa kolaborasinya ini sangat sayang untuk tidak kita lanjutkan dan ini sangat menyenangkan, dan energinya sangat positif," lanjut dia.
Sementara itu pemeran utama Filosofi Kopi sendiri, Chicco Jerikho menganggap bahwa Filosofi Kopi adalah sebuah keluarga.
"Filosofi Kopi itu bukan hanya sebuah film, dan Filosofi Kopi bukan hanya selesai di bioskop, karena dari awal kita punya movement," ujar pemeran karakter Ben itu.
"Kita ingin memperkenalkan kopi Indonesia, karena kopi Indonesia adalah salah satu kopi terbaik di dunia," tutup dia.
Saat ditanya alasan penggarapan sekuel film "Filosofi Kopi: Ben & Jody" karena telah banyak meraup keuntungan di film pertama, atau justru sebaliknya, Angga mengaku dalam membuat film tidak berpatok pada untung dan rugi.
"Tapi lebih ke arah karena kita merasa bahwa sebuah film ini kita suka untuk kita bikin, penting untuk kita bikin. Dalam konteks Filosofi Kopi, film yang pertama itu sangat menyenangkan dikerjakan, terbukti sekarang kita bekerja dengan tim yang sama persis, dan suasana film yang pertama itu masih nyantol," kata Angga.
"Kita ingin melanjutkan perasaan senang mengerjakan film ini, karena kita ingin terus jalan sebagai sebuah satu unit keluarga, dan apapun yang terjadi pada filosofi kopi yang kedua bakal ada filosofi ketiga kok," sambung dia.
Film yang dibintangi Chicco Jerikho dan Rio Dewanto tersebut juga masuk dalam daftar film yang diputar di Golden Horse Film Festival di Taiwan dan Tokyo International Film Festival di Tokyo.
"Nah, biasanya memang film-film yang masuk ke sebuah festival internasional di luar negeri, di negara-negara tersebut selalu punya kesempatan untuk bertemu dengan distributor, kebetulan pas di Jepang sama di Taiwan memang animonya lumayan besar sampai menambah pemutaran," ujar Angga.
"Dari situ mungkin distributor yang tadinya bertemu di Perancis, melihat bahwa ternyata film ini direspon bagus oleh publik di negara setempat akhirnya kita deal di situ," lanjut dia.
Rencana Angga dan Anggia untuk mengembangkan "Filosofi Kopi" tak lepas dari kesuksesan film "Filosofi Kopi The Movie" (2015). Film yang diadaptasi dari cerita pendek novel "Filosofi Kopi" karya Dewi Lestari itu telah diputar Taiwan dan Jepang.
"Awalnya karena waktu itu sempat di Cannes film market tahun 2015, dari film market di Cannes itu kami bertemu dengan beberapa distributor, yang akhirnya kita deal itu sama Taiwan dan Jepang," kata Angga.
Tidak hanya itu, Filosofi Kopi akan dikembangkan menjadi komik dan action figure. "Itu sudah berlangsung, lagi dalam proses," kata Anggia.
Angga menambahkan nantinya Filosofi Kopi versi Radio Play juga akan diputar di 40 radio di seluruh Indonesia.
"Jadi, ada drama radio, ada web series, ada komik, ada action figure, ada merchandise, kita memang akan mengembangkan ini menjadi Filosofi Kopi ini bukan hanya sekedar film, tapi brand konten," ujar Angga.
"Dan, kedainya nanti kita akan syuting di Jogja, nanti akan ada kedai di Makassar, di berbagai kota juga," tambah dia.
Nanti ke depannya mungkin ada musik, pengisi soundtrack, mungkin desain poster, masih banyak yang akan dilakukan," kata sutradara Angga Dwimas Sasongko, dalam temu media di sela syuting film "Filosofi Kopi: Ben & Jody", di kedai Filosofi Kopi, Jakarta, Kamis (5/1).
"Ini film akan dirilis pada bulan Juli, jadi sampai bulan Juli akan ada banyak konten di luar film yang akan membangun universe-nya Filosofi Kopi," sambung dia.
Hal senada juga diungkap produser Anggia Kharisma. Dia mengatakan bahwa akan ada beberapa kejutan bagi mereka yang telah merindukan Ben dan Jody.
"Salah satunya kita akan membuat web series, itu akan tayang bulan Januari, terus kita punya Radio Play," ujar dia.
Setelah mengadakan kompetisi Ngeracik Cerita untuk film sekuel "Filosofi Kopi The Movie", produser dan sutradara "Filosofi Kopi: Ben & Jody" mengungkap rencana untuk mengembangkan film tersebut di luar layar lebar.
Mengintip Proses Syuting Sekuel Filosopi Kopi | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Diketahui jika proses syuting ini masih akan berlangsung hingga awal Februari mendatang. Selain di Jakarta, film ini akan mengambil lokasi di Bali, Yogyakarta, Makassar dan Toraja. “Kami baru masuk hari ketiga, masih ada sisa 20 hari syuting ke depan. Semoga diberikan kelancaran,” tutur sang Produser Anggia Kharisma saat konferensi pers di Kedai Filosofi Kopi, Kamis (5/1).
Sang Sutradara Angga Dwimas Sasongko mengatakan jika sekuel ini berbeda dari sebelumnya karena memiliki skala yang lebih besar. Baik dari segi produksi hingga lokasi syuting yang berbeda-beda juga ada penambahan karakter. “Yang prtama kemarin itu kan berdasarkan novel, yang kedua ini kita gulirin lagi sehingga ada penambahan karakter,” jelasnya.
Proses produksi pun mulai berjalan dengan jadwal syuting yang sudah berjalan tiga hari di Kedai Filosofi Kopi di Jalan Melawai 6, Jakarta. Suasana ramai terlihat di depan kedai yang direnovasi itu. Tampak Chicco Jerikho dan Rio Dewanto tengah menjalani proses syuting dalam kedai. Juga tak ketinggalan dua karakter baru dalam cerita ini, Luna Maya dan Nadine Alexandra juga terlihat di sana, Kamis (5/1).
Masih ingat bagaimana perjalanan Ben dan Jody mencari kopi terbaik? Di akhir kisah tersebut mereka berdua memutuskan meninggalkan Kedai Filosofi Kopi dan berkeliling untuk menyajikan kopi ke seluruh Indonesia.
Tak lama lagi Perdebatan Ben dan Jody soal harga kopi akan kita saksikan kembali lewat sekuel film berjudul Filosofi Kopi: Ben dan Jody. Dalam sekuel ini diceritakan bahwa Ben dan Jody kembali ke Kedai Filosofi Kopi dan merenovasi kedai tersebut. Sekuel film tersebut rencananya akan dirilis pertengahan tahun ini.