Bank Jateng, Jumat (17/2/2017) menerima penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Diungkapkannya lebih lanjut, bahwa produk kredit Mitra Jateng 25 penyaluran kini mencapai Rp 180 milyar dengan nasabah hampir 10 ribu. Targetnya di bulan April bisa mencapai Rp 350 miliar. Melihat perkembangannya pelaku mikro yang tersebar di Jateng, maka menurut Suprijatno harus disasar tidak saja di kecamatan tapi juga ke tingkat desa. Oleh karena itu Bank Jateng butuh banyak tenaga pendamping laku pandai.
" Bank Jateng dinilai berhasil membangun jaringan laku pandai, tahun lalu terdapat 500 agen dan kini mencapai 1000 agen. Penghargaan atas kreasi peluncuran kredit dengan bunga rendah ini telah mampu mengintrodusir gerakan suku bunga rendah. Salah satunya produk Mitra Jateng 25 dengan bunga 7% kini telah dinikmati 10 ribu nasabah dengan skala kredit macet 0%. Kondisi ini mampu menurunkan suku bunga di beberapa skema produktif. Sehingga akan sesuai dengan harapan OJK untuk pencapaian di single digit", ungkap Direktur Utama Bank Jateng, H Suprijatno usai menerima penghargaan.
Penghargaan diserahkan oleh Ketua DPRD Jateng Rukma Setiabudi didamping Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah & DI Yogyakarta, Mochamad Ihsanuddin bertepatan dengan peresmian Gedung Kantor OJK Regional 3 Jawa Tengah & DI Yogyakarta di Jalan Kyai Saleh 12-14 Semarang. Penyerahan penghargaan disaksikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad beserta tamu undangan.
Bank Jateng, Jumat (17/2/2017) menerima penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai 'Pendukung terbaik dalam membantu UMKM mendapatkan fasilitas kredit dengan program suku bunga rendah (subure) 7%, Program Simpanan Pelajar dan Laku Pandai.
Kinerja OJK selama 5 tahun di mata CEO perbankan | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Rasio modal inti (tier 1) juga meningkat dari 18,01 persen pada 2014 menjadi 21,18 persen pada akhir 2016. Meningkatnya CAR dan modal inti menunjukkan membaiknya kualitas bank dalam menyerap risiko-risiko yang muncul. Di sisi lain, likuiditas perbankan juga berada dalam posisi yang membaik dengan melihat rasio Loan to deposit (LDR) yang mencapai 90,70 persen atau meningkat dibanding posisi Desember 2014 sebesar 89,42 persen.
Sementara untuk kredit meski pertumbuhannya melambat namun tingkat suku bunga kredit menunjukkan tren penurunan. Nilai kredit perbankan pada 2014 tercatat sebesar Rp 3.674 triliun, sementara pada 2016 meningkat menjadi sebesar Rp 4.377 triliun. Rata-rata suku bunga kredit perbankan menurun dari posisi 12,92 persen di 2014 menjadi 12,17 persen di 2016.
Rasio modal inti (tier 1) juga meningkat dari 18,01 persen pada 2014 menjadi 21,18 persen pada akhir 2016. Meningkatnya CAR dan modal inti menunjukkan membaiknya kualitas bank dalam menyerap risiko-risiko yang muncul. Di sisi lain, likuiditas perbankan juga berada dalam posisi yang membaik dengan melihat rasio Loan to deposit (LDR) yang mencapai 90,70 persen atau meningkat dibanding posisi Desember 2014 sebesar 89,42 persen.
Sementara untuk kredit meski pertumbuhannya melambat namun tingkat suku bunga kredit menunjukkan tren penurunan. Nilai kredit perbankan pada 2014 tercatat sebesar Rp 3.674 triliun, sementara pada 2016 meningkat menjadi sebesar Rp 4.377 triliun. Rata-rata suku bunga kredit perbankan menurun dari posisi 12,92 persen di 2014 menjadi 12,17 persen di 2016.
Menurutnya keunggulan OJK adalah komunikasi mengenai aturan yang akan diluncurkan selalu didiskusikan terlebih dulu.
"Sebelum mengeluarkan peraturan kita selalu bisa bertanya dan dapat berdiskusi dengan OJK dan OJK mengakomodasi kebutuhan pelaku industri apa keinginan atau bagaimana kapasitas bank tersebut. Sangat bagus sekali," ujar Luianto saat dihubungi di Jakarta.
Menurutnya OJK sangat membantu perbankan untuk melahirkan produk yang inovatif. "OJK sangat membantu dalam mengembangkan produk inovatif yang dibutuhkan untuk mengelola dana Tax Amnesty. Para nasabah harus dilayani dengan baik sehingga nyaman. Ke depannya juga masih banyak inovasi produk dan layanan yang bisa terus dikembangkan," ujarnya.
Vice President Director PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, Luianto Sudarmana juga berpendapat sama. Dia mengatakan, keberadaan OJK sangat dirasakan manfaatnya oleh perbankan yang beroperasi di Indonesia.
"Kinerja OJK sangat baik sekali. Kami berkomunikasi sangat sering sekali. Otoritas sangat mengerti industri ini. Komunikasi ini baik untuk pengembangan industri dalam inovasi produk dan layanan," ujar Batara di Jakarta.
Dia mengatakan, salah satu bagian komunikasi OJK yang paling signifikan adalah saat mengelola dana Tax Amnesty sejak tahun lalu. Dia menjelaskan, dana Tax Amnesty membutuhkan produk inovatif yang harus dikembangkan industri dalam waktu singkat.
CEO Citibank Indonesia, Batara Sianturi mengatakan, sejak dia kembali ke Indonesia, dia langsung merasakan kinerja dan peran OJK yang sangat kuat. Menurutnya, jajaran komisioner OJK mengerti industri keuangan yang dikelolanya melalui intensitas komunikasi antara OJK dan perbankan yang dibangun sejak peralihan pengawasan sektor perbankan dari Bank Indonesia pada 2014.
Masa jabatan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) periode 2012-2017 akan segera berakhir pada 20 Juli 2017 mendatang. Selama 5 tahun menjabat, berbagai program dan kebijakan sudah dikeluarkan untuk membangun OJK menjadi otoritas sektor jasa keuangan yang dipercaya.
Para bankir angkat bicara terkait kinerja OJK selama ini. Menurut mereka, kebijakan yang dikeluarkan OJK sangat baik untuk pengembangan industri perbankan ke depan. Hal ini sangat penting karena begitu banyak inovasi produk dan layanan yang sangat potensial dikembangkan di Tanah Air. Program pendalaman pasar di sektor perbankan juga sangat ditentukan oleh instrumen perbankan atau sektor keuangan yang ditawarkan perbankan.
OJK Minta Bank BPD Bali Tingkatkan Kredit Produktif | PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar
Dikatakan, BPD banyak bermain di konsumtif karena tergolong aman, mudah, dan cepat. Konsumennya umumnya dari kalangan PNS. Untuk itu dalam upaya transformasi BPD sektor-sektor produktif yang selama ini sudah dibiayai untuk lebih ditingkatkan lagi.
“Pada 2016 penyaluran kredit produktif BPD Bali di kisaran 4,1 persen. Diharapkan penyaluran kredit produktif untuk semua BPD hingga 2018 mencapai 60 persen,” ujarnya.
Untuk itu, kami berharap Bank BPD Bali tidak hanya merambah sektor konsumsi namun meningkatkan pula ke produktif,” kata Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, Zulmi di Sanur, Kamis (16/2) kemarin.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusra mengharapkan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) bagi pembangunan di daerahnya dapat ditingkatkan. Sebagian besar BPD saat ini eksposur kreditnya masih didominasi oleh kredit konsumsi.