Harga saham AS terus berfluktuasi sejak keterpilihan Trump sebagai presiden AS | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Para ekonom Goldman Sachs menyatakan stimulus fiskal kemungkinan mendorong AS pada 2018, bukan tahun ini, karena risiko ekonomi tidak begitu positif memasuki 2017 ini, sedangkan agenda pro-pertumbuhan Trump akan terganggu dampak negatif pembatasan perdagangan dan imigrasi.
"Ada kekhawatiran menyangkut reaksi buruk dari kebijakan proteksionis yang dikeluarkan Washington di mana negara-negara lain dan investor ingin mendapatkan kepastian," kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments.
Pasar bergerak baik sekali terangkat faktor stimulus itu. Kini kami memerlukan perincian dalam soal pemangkasan pajak dan regulasi," " kata Cecilia menambahkan.
Indeks patokan Dow Jones Industrial Average terpangkas 34 poin atau 0,17 persen untuk ditutup pada 20.037,46 poin, sedangkan indeks S&P 500 tergerus 7,24 poin atau 0,32 persen pada 2.290,18 poin. Sementara itu, indeks Nasdaq tertekan 11,27 poin atau 0,2 persen pada 5.655,50 poin.
Harga saham di bursa saham New York, Amerika Serikat (AS), terpangkas oleh sentimen turunnya harga minyak dan ketidakmenentuan dalam kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump. Indeks patokan S&P 500 tertekan setelah sempat merangsek naik pada penutupan Jumat (3/2) pekan lalu.
Harga saham AS terus berfluktuasi sejak keterpilihan Trump sebagai presiden AS November silam, setelah pasar diselimuti ekspektasi positif akan adanya stimulus fiskal dan deregulasi pasar di bawah pemerintahan Trump. "Optimisme ini menyurut karena pasar kini menantikan detail-detail kebijakan ekonomi Trump," kata Ernie Cecilia dari Bryn Mawr Trust, Pennsylvania, seperti dikutip Reuters, Senin (6/2).
Wall Street Tertekan Perseteruan Hukum Larangan Imigran Trump | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Departemen Tenaga Kerja melaporkan Jumat (3/2), total pekerjaan non pertanian yang dibayar naik 227.000 pada Januari, mengalahkan konsensus pasar 175.000. Sementara tingkat pengangguran sedikit berubah pada 4,8 persen.
Di luar negeri, ekuitas Eropa menurun pada Senin. Indeks acuan DAX-30 Jerman di Bursa Efek Frankfurt turun 1,22 persen. Sedangkan indeks acuan FTSE-100 Inggris, sedikit menurun 0,22 persen.
Di Asia, saham-saham Tiongkok menguat pada Senin, karena kinerja yang kuat dari saham-saham berkapitalisasi kecil, --dengan Indeks Komposit Shanghai naik 0,54 persen menjadi 3.156,98 poin.
Saham-saham AS membukukan keuntungan yang kuat setelah Trump memenangkan kursi kepresidenan, karena investor bertaruh bahwa ia akan mengejar pemotongan pajak perusahaan secara masif, deregulasi, dan belanja infrastruktur.
Para analis mengatakan, beberapa aksi ambil untung mungkin terjadi setelah tiga indeks utama bertahan di sekitar tertinggi selama ini pada pekan lalu.
Sementara itu, dengan tidak adanya data ekonomi utama yang keluar pada Senin, para investor masih memilah-milah laporan ketenagakerjaan AS Januari.
Departemen Kehakiman AS mengajukan permohonan banding, berupaya mengembalikan ke kedaan semula larangan kontroversial tentang pengungsi, dan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim.
Peristiwa terbaru itu, pada gilirannya memicu babak baru perseteruan soal keabsahan larangan tersebut, yang tidak hanya memicu protes massa di seluruh Amerika Serikat, --tapi juga telah menciptakan kepanikan dan kecaman di seluruh dunia.
Saham-saham AS ditutup turun pada Senin (Selasa pagi WIB, 7/2), setelah bergerak dalam kisaran ketat. Penurunan terjadi, karena ketidakpastian dari perseteruan hukum terhadap larangan perjalanan Presiden AS Donald Trump menekan sentimen Wall Street.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 19,04 poin atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 20.052,42 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 4,86 poin atau 0,21 persen, menjadi berakhir di 2.292,56 poin. Dan indeks komposit Nasdaq berkurang 3,21 poin atau 0,06 persen, menjadi 5.663,55 poin.
Wall Street Dibuka Melemah di Tengah Perlawanan Hukum Trump | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Tidak ada laporan ekonomi utama yang dirilis pada Senin.
Tak lama setelah bel pembukaan, Dow Jones Industrial Average berdetak turun 22,56 poin atau 0,11 persen menjadi 20.048,90 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 4,63 poin atau 0,20 persen menjadi 2.292,79 poin. Indeks komposit Nasdaq merosot 13,27 poin atau 0,23 persen menjadi 5.653,50 poin.
Saham-saham AS ditutup bervariasi pada minggu pertama Februari, dengan Nasdaq menetapkan rekor penutupan baru, karena investor terutama mencerna sejumlah data ekonomi dan laba perusahaan.
Para analis mengatakan beberapa aksi ambil untung mungkin terjadi setelah tiga indeks utama bertahan di sekitar tertinggi selama ini pada pekan lalu.
Sementara itu, para investor terus fokus pada laporan-laporan laba kuartal keempat 2016.
Data terbaru dari Thomson Reuters pada Jumat (3/2) menunjukkan bahwa laba gabungan perusahaan-perusahaan S&P 500 di kuartal keempat 2016 diperkirakan naik 7,9 persen secara tahun ke tahun, sementara pendapatannya diproyeksikan meningkat 4,2 persen.
Peristiwa terbaru pada gilirannya memicu babak baru perseteruan soal keabsahan larangan tersebut, yang tidak hanya memicu protes massa di seluruh Amerika Serikat, tetapi juga telah menciptakan kepanikan dan kecaman di seluruh dunia.
Saham-saham AS membukukan keuntungan yang kuat setelah Trump memenangkan kursi kepresidenan, karena investor bertaruh bahwa ia akan mengejar pemotongan pajak perusahaan secara masif, deregulasi, dan belanja infrastruktur.
Saham-saham AS dibuka lebih rendah pada Senin (6/2), karena investor menjadi berhati-hati setelah penguatan di pasar ekuitas baru-baru ini dan ketidakpastian perlawanan hukum terhadap larangan perjalanan Presiden AS Donald Trump menekan sentimen Wall Street.
Departemen Kehakiman AS mengajukan permohonan banding, berupaya mengembalikan ke keadaan semula larangan kontroversial tentang pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim.