Investasi terus dilakukan untuk memperkuat bisnis inti BCA | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Jahja menjelaskan, kredit konsumer tumbuh 9,4 persen YoY menjadi Rp 111,7 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Kredit pemilikan rumah naik 10,4 persen YoY menjadi Rp 66,1 triliun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,3 persen YoY menjadi Rp 35,1 triliun.
Pada akhir kuartal l 2017 outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, tumbuh 10,7 persen YoY.
Pada akhir Maret 2017, rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5 persen, meningkat dari 1,3 persen pada akhir Desember 2016.
"Meskipun demikian, rasio NPL BCA tetap berada di bawah rata-rata industri perbankan yang berada pada kisaran 3 persen dan dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima," kata Jahja.
"Investasi terus dilakukan untuk memperkuat bisnis inti BCA dan guna beradaptasi secara konsisten sejalan dengan perubahan perilaku dan preferensi nasabah. Dalam kuartal ini BCA terus menjalankan fungsi intermediasi secara prudent serta menawarkan suku bunga kredit yang kompetitif," paparnya di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Pada akhir Maret 2017, outstanding kredit BCA tercatat sebesar Rp 409 triliun, tumbuh 9,4 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya.
Kredit korporasi meningkat 17,9 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 152,6 triliun, sementara kredit komersial & UKM naik 1,7 persen YoY menjadi Rp 144,7 triliun.
PT Bank Central Asia (BCA) Tbk pada kuartal I 2017 mencatatkan pertumbuhan laba bersih 10,7 persen menjadi Rp 5 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,5 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, capaian laba tersebut disumbang oleh perolehan dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 13,5 triliun pada kuartal I 2017 dibandingkan dengan kuartal I 2016 sebesar Rp 12,8 triliun.
Jahja mengatakan, saat ini fokus manajemen dalam mengembangkan franchise transaksi perbankan telah memungkinkan perseroan meningkatkan dana kepada pihak ketiga di tengah fase pemulihan ekonomi nasional.
Ramalan Bos BCA Soal Ekonomi RI 2017 | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Soal masih sedikitnya rekrutmen secara masif oleh beberapa perusahaan, dirinya melihat hal ini sebagai masa tunggu pengusaha-pengusaha melihat situasi hingga Lebaran nanti, dalam hal ini sudah berhitung soal libur yang mungkin terpotong dan beban THR saat tiba Lebaran.
"Kenapa tidak rekrut sekarang, karena deket Lebaran. Mungkin sebagian ditahan hingga sesudah Lebaran. Kalau tenaga kerja ini meningkat, kuncinya akan meningkat daya beli, bukan saja pekerja yang direkrut dari Jawa, juga spending di mana mereka bekerja," ucap Jahja.
"Memang jangan harap seperti tahun 2012-2013 saat masa keemasan (booming komoditas). Tapi masa sekarang saya melihatnya positif," tandasnya.
"Sering ada cerita dari pengusaha transportasi laut, mereka melihat optimisme mulai meningkat. Permintaan kapal-kapal tongkang yang sebelumnya pada dijual second sekarang banyak yang cari. Alat-alat berat dulu sempat hilang di 2014-2016, sekarang ada lagi karena meningkat permintaannya," ungkap Jahja.
Bagi para bankir, geliat tersebut tentunya jadi berkah tersendiri. Yang tentunya selain mengerek kredit dari korporasi, juga akan merembet pada kredit ritel karena daya beli yang meningkat pesat.
"Optimisme ekonomi ini tentu butuh pekerja, seperti tambang enggak mungkin dia semua otomatis, tentu ada rekrutmen pekerja," jelas Jahja.
Situasi ekonomi di tahun ini cukup prospektif di mata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja. Ini bisa dilihat dari mulai membaiknya harga-harga komoditas utama ekspor Indonesia di pasar global.
"Dari pencapaian profit kita sendiri naik 10%. Misalnya komoditas, terus tambang, batu bara yang harganya sempat US$ 30-40 per ton sekarang sudah US$ 60-70 per ton, itu berubah terus. CPO juga demikian turun sampai US$ 400 per ton sudah terkoreksi US$ 670-700 per ton," cerita Jahja, saat mengawali public expose kuartal I-2017 di Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Dia menuturkan, seringkali dirinya mendengar langsung dari para pelaku usaha, bahwa kondisi ekonomi tahun ini terbilang sudah lebih mapan.
BCA Dukung Program DP Rumah Nol Rupiah | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Namun, kata Jahja, pihaknya belum mengetahui secara detail mengenai mekanisme program tersebut. "Kan kita belum tahu, makanya harus tunggu yang konkret seperti apa, kita jajaki, ketentuannya seperti apa, kita bantu dukung," katanya.
Pihak BCA menyatakan siap berkontribusi terhadap program tersebut selama skema DP nol rupiah yang digagas Anies-Sandi dinyatakan legal secara aturan dan hukum, dan didukung aturan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
"Kita kan bisa masuk kalau memang sesuai aturan perbankan, kenapa tidak. Yang penting ada aturannya. Sekarang tidak mungkin karena belum ada aturannya yang berlaku, aturannya saja belum," ujarnya.
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menjanjikan program uang muka (DP) rumah nol rupiah untuk masyarakat Jakarta.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya mendukung program tersebut dan menanti langkah selanjutnya dari Anies-Sandi, salah satunya terkait risiko kredit rumah.
"Namanya kredit selalu ada risiko. Nah, mungkin kenapa bisa dibilang nol rupiah ada semacam jaminan Pemda atau hal-hal lain," ujarnya di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis, 20 April 2017.