Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu, Zulkarnain Dali mengimbau masyarakat khususnya umat muslim agar bisa melaksanakan salat sunah gerhana, pada Kamis 1 September 2016 secara berjamaah.
Imbauan secara umum itu, lanjut Zulkarnain, lantaran sembilan daerah di Bengkulu dilintasi gerhana matahari cincin (GMC), menjelang matahari terbenam.
Selanjutnya, di Kabupaten Kepahiang pukul 17.39 WIB, pada pukul 17.41 GMC terjadi di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara. Kontak pertama GMC di Kabupaten Lebong pukul 17.45 WIB. Puncak gerhana atau saat piringan matahari tergerhanai paling maksimum, akan terjadi pada pukul 17.53 WIB di Kota Bengkulu, Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, Kepahiang dan Kabupaten Seluma. Sementara di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur, puncak GMC terjadi pada pukul 17.54 WIB.
Salat gerhana, jelas dia, merupakan salah satu wujud untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan menunjukkan salah satu kekuasaan-Nya melalui GMC. ''GMC ini jarang terjadi maka kita mengimbau seluruh masyarakat Kota Bengkulu khususnya umat muslim untuk menggelar salat gerhana secara bersama.
''Kita mengajak masyarakat Bengkulu, khususnya umat muslim dapat menjalankan salat gerhana matahari, besok sore,'' kata Zulkarnain, Rabu (31/8/2016). Hal senada juga disampaikan, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan. Ia mengatakan, saat gerhana matahari cincin (GMC), jajarannya akan menggelar salat gerhana berjamaah di Masjid At-Taqwa, Kelurahan Anggut Bawah, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Kalau dari pemerintah kota akan menggelar salat gerhana di Masjid At-Taqwa,'' ajak Helmi. Sebagaimana diketahui, sembilan daerah di Provinsi Bengkulu, Kamis besok bakal dilintasi jalur gerhana matahari cincin (GMC) total selama 16 menit hingga 34 menit. Untuk kontak pertama atau saat piringan matahari mulai tampak tertutupi bulan, diperkirakan terjadi pada pukul 17.33 WIB di Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan. Kemudian, pada pukul 17.34 WIB-1736 WIB, di Kabupaten Seluma dan pukul 17.38 WIB GMC terjadi di Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Fenomena Astronomi Minggu Ini
Hujan meteor, Gerhana Matahari Cincin, oposisi dan konjungsi planet akan menjadi fenomena astronomi minggu ini yang tak boleh dilewatkan para pengamat langit.
Ada beberapa fenomena langit menarik minggu ini yang tak boleh dilewatkan oleh para pengamat langit. Dari hujan meteor Aurigid hingga konjungsi dua planet dan bulan, berikut fenomena astronomi minggu ini.
Hujan meteor Aurigid
Hujan meteor Aurigid mencapai puncaknya sebelum fajar pada 31 Agustus. Pada saat itu, para pengamat langit dapat menyaksikan 10-50 kilasan meteor tiap jam. Tetapi pada kesempatan langka, kilasan meteor bisa lebih banyak dari itu. Misalnya, catatan pengamatan menunjukkan, 130 kilasan meteor terlihat tiap jam selama puncak hujan meteor Aurigid 2007.
Hujan meteor Aurigid berasal dari rasi Auriga, yang muncul setelah tengah malam. Dengan malam tak berbulan pada tanggal 31 Agustus, kondisi langit menjadi sangat ideal untuk menyaksikan hujan meteor.
Gerhana Matahari Cincin
Pada 1 September, Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan melintasi bagian tengah dan selatan Afrika. Jalur total GMC akan melewati Gabon, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Tanzania, Mozambiq, dan Madagaskar. Gerhana Matahari Cincin di area pantai timur Afrika, di Tanzania yakni 3 menit 6 detik.
Di Indonesia, GMC 1 September hanya melintasi beberapa daerah yakni Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Jawa. Itupun hanya Gerhana Matahari Sebagian di sore hari sesaat sebelum Matahari Terbenam.
Oposisi Neptunus
Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 2 September menjadi waktu yang tepat untuk mengamatinya karena planet ke delapan dalam Tata Surya mencapai titik oposisi.
Ketika berada dalam titik oposisi, Neptunus akan berada di seberang Matahari dari sudut pandang orang di Bumi. Pada saat itu, Neptunus sedang berada dalam titik terdekatnya dengan Bumi. Neptunus akan tampak lebih terang dari biasanya, terbit dari timur dan tenggelam di barat.
Selama beberapa minggu berikutnya, Neptunus akan berada pada jarak 4,3 milyar kilometer dari Bumi. Meski tak terlihat jelas dengan mata telanjang, Neptunus bakal menjadi sasaran empuk bagi teropong.
Konjungsi Venus dan Jupiter
Tak lama setelah Matahari terbenam pada tanggal 3 September, Bulan, Venus dan Jupiter akan berada dalam satu garis lurus.
Malam itu, ketiga objek tersebut hanya terpisah kurang dari satu derajat di langit. Bulan masih berbentuk sabit yang sangat tipis, sehingga polusi cahaya sangat minim dan kita lebih mudah mengamatinya.
Semoga langit cerah!