Madonna mengklarifikasi pernyataannya saat berorasi di unjuk rasa Women's March di Washington DC | PT Solid Gold Berjangka Cabang Lampung
Salah satu penyanyi mengatakan ingin meledakkan Gedung Putih. Bisakah Anda membayangkan mengatakan hal itu tentang Presiden (Barack) Obama," kata Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus kepada Fox News, Minggu (22/1/2017).
Penasihat Presiden AS Donald Trump Kellyanne Conway juga mengkritik Madonna.
Katanya, penyanyi itu seharusnya menggunakan sebagian kekayaannya untuk membangun rumah singgah bagi perempuan ketimbang melontarkan hinaan yang kasar dan ancaman.
Conway juga mengisyaratkan bahwa pasukan pengamanan presiden, Secret Service, ucapan Madonna tentang 'meledakkan Gedung Putih".
Namun, lanjut Madonna, melakukan sesuatu karena amarah tidak akan menyelesaikan apa pun.
"Satu-satunya cara untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik adalah melakukannya dengan kasih," tulis salah satu diva pop dunia itu.
"Sebuah kehormatan bagi saya telah menjadi bagian dari kelompok yang menyerukan 'kami memilih kasih'," katanya.
Pernyataannya tentang 'meledakkan Gedung Putih' itulah yang dipertanyakan Gedung Putih dan media-media konservatif.
Saya bukan orang yang suka kekerasan. Saya tidak menyuruh orang melakukan kekerasan," Madonna menulis di akunnya.
"Penting bagi siapa pun untuk mendengar dan memahami orasi saya secara keseluruhan, bukan sepotong kalimat yang dicuplik di luar konteks," lanjut penyanyi "Like A Prayer" itu.
Madonna menjelaskan, ia berbicara menggunakan metafora dan berbicara tentang melihat segala sesuatu dengan dua cara.
"Yang pertama dengan penuh harapan dan lainnya dengan amarah, seperti yang saya rasakan."
Penyanyi Madonna mengklarifikasi pernyataannya saat berorasi di unjuk rasa Women's March di Washington DC pada Sabtu (21/1/2017).
Saat itu Madonna mengungkap kemarahannya sampai-sampai ia memikirkan untuk meledakkan Gedung Putih.
Melalui akun Instagramnya, Madonna menjelaskan maksud dari kalimatnya itu. Ia menyebut mengikuti Women's March sebagai pengalaman yang indah dan luar biasa.
Madonna Klarifikasi Pidatonya yang Dianggap Provokatif | PT Solid Gold Berjangka Cabang Lampung
Kemarin itu sangat luar biasa. Benar-benar pengalaman indah tak terlupakan. Saya datang dan mengeksperikan perasaan saya,” ujarnya. “Namun, saya ingin menjelaskan beberapa hal penting. Saya bukan orang yang suka kekerasan, saya tidak menyarankan untuk bertindak anarkis dan ini penting agar mereka mendengar dan memahami pidato saya secara keseluruhan, bukan hanya sebagian,” ujarnya seperti dilansir E! Online, Senin (23/1/2017).
Madonna bukan satu satunya selebritas yang hadir. Sejumlah nama seperti Amy Schumer, Jessica Chastain, Chloe Grace Moretz, Ashley Judd, Maggie Gyllenhaal, dan Michael Moore juga ikut terlibat dalam aksi tersebut.
Ya, saya marah. Ya, saya marah. Ya, saya sedang berpikir dengan pikiran buruk soal meledakkan Gedung Putih (tapi aku tahu bahwa ini tidak akan mengubah apa-apa). Kita tidak bisa jatuh dalam keputusasaan. Seperti yang dikatakan penyair W.H. Auden, kita harus saling mengasihi atau mati. Saya memilih cinta. Apakah kalian setuju dengan saya? katakan ini bersama saya. Kami memilih cinta. Kami memilih cinta. Kami memilih cinta,” ujarnya saat itu.
Tak mau perkataannya disalah artikan, Madonna pun mengklarifikasi ucapannya melalui akun Instagramnya. Dalam penjelasannya, penyanyi berusia 58 tahun tersebut menyatakan diri sebagai orang yang cinta damai.
MADONNA menjadi salah satu selebritas yang ikut dalam aksi ‘March Woman’ di Washiongton D.C usai pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Bukan hanya hadir, ia juga dan memberikan pidato dihadapan ratusan ribu pengunjuk rasa.
Dalam pidatonya, Madonna sempat menyebutkan niatannya “meledakkan” gedung putih. Perkataannya ini menjadi kontroversial dan dianggap provokatif oleh beberapa pihak.
Ancam Meledakkan Gedung Putih, Begini Penjelasan Madonna | PT Solid Gold Berjangka Cabang Lampung
Dalam akun Instagram miliknya, Madonna mengkonfirmasi bahwa ucapannya perihal ‘meledakkan gedung putih’ hanyalah kiasan semata. Meski demikian, ia tidak mengelak bahwa pernyataan tersebut mewakili rasa kecewa dan kemarahannya yang meluap. Diva pop dunia tersebut tidak habis pikir mengapa Trump terpilih dalam pemilu presiden 2016 silam.
Dilansir dari Reuters, Penyanyi yang berusia 58 tahun tersebut meneriakkan “Yes, we're ready" untuk mengontrol kebijakan yang yang di promosikan Trump. Di mana kebijakan tersebut dinilai banyak mengesampingkan hak-hak perempuan. Mereka akan mencegah Trump menarik janjinya mengenai pengurangan angka aborsi di Amerika.
Madonna tidak segan mengungkapkan kemarahan dan kekecewaannya dihadapan publik. Ia pun menyindir beberapa artis yang memilih diam tidak mengungkapkan pendapatnya yang tidak setuju atas terpilihnya Trump. Madonna menegaskan bahwa ia tidak segan-segan menyuarakan pemerintah atau politik.
Akibatnya beberapa stasiun televisi tiba-tiba menghentikan liputan aksi pawai tersebut, yang melibatkan ratusan ribu orang anti Trump.
Aksi Madonna tersebut terekam dalam video yang tersebar ke seluruh dunia lewat Youtube. Video tersebut langsung menuai banyak kritikan pro dan kontra. Beberapa komentar menyatakan Madonna adalah penyanyi yang jahat. Tanggapan netizen lainnya juga meminta agar Madonna diselidiki atas dugaan aksi terorisme karena ancaman meledakkan gedung putih yang disuarakannya.
Penyanyi pop Madonna menyatakan pernyataan tidak senonoh pada pidatonya dalam aksi Saturday's Women's March yang digelar di Washington DC beberapa waktu lalu. Karena pidatonya tersebut, Madonna mendapatkan banyak kritik di media sosial.