PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) divisi Roda 2 (R2) siap menelurkan Skutik baru | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Kalau bicara soal volume, Skutik 110 cc masih sangat besar, bisa di atas 100.000 sebulan. Kalau segmen 150 cc, boleh dikatakan pasarnya hanya 20.000-25.000 sebulan. Mau masuk yang mana? Kita tunggu tanggal mainnya,” ucap Yohan.
Pengembangan model baru tampaknya memang butuh dilakukan Suzuki. Statusnya bahkan bisa dibilang sudah masuk ke level ”urgent”. Mengandalkan Address saja rasanya tak akan menggigit, karena perbandingan perolehan Suzuki dari Address dan pasar Skutik nasional sangat jauh dari harapan.
Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Skutik Suzuki tahun lalu hanya menyumbang 15.000-an unit. Bandingkan dengan pasar Skutik yang sudah berada di level 4,6 juta unit dalam setahun. Dari sini, Suzuki tampak seperti bintang redup di langit luas.
Kalau berhenti mengembangkan produk kita meninggal nanti. Banyak yang bilang, kok Suzuki lama banget? Tapi saat nanti keluar, bakal jadi perhatian orang. Memang sedikit terlambat, tapi akan menggebrak,” kata Yohan kepada KompasOtomotif, (23/3/2017).
Yohan tak mengklaim bahwa produk baru nanti bakal lebih baik dari yang lain, namun akan ada sesuatu yang berbeda. Lalu, bakal masuk di segmen mana? Dirinya belum mau menyebutkan dengan gamblang.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) divisi Roda 2 (R2) siap menelurkan Skutik baru untuk mendampingi Address. Memang belum ada kepastian soal waktu dan terkesan sangat lamban, tapi diyakini model baru ini akan menjadi pusat perhatian.
Begitulah janji manis yang dilontarkan Yohan Yahya, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan SIS R2. Pengembangan diakuinya terus dilakukan. Dia pun menegaskan bahwa ini hanya masalah timing yang pas untuk meluncurkannya.
Diam-diam Suzuki Siapkan Skutik Baru | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Bocoran sedikit, tahun ini akan ada varian dari Skutik Suzuki yang akan meluncur. Artinya, ada tipe baru Address yang bisa jadi pilihan. Sementara model baru, belum ada gambaran, karena menunggu momen yang sangat tepat.
”Sementara Address saja, dan kami sadari, itu pun masih kurang (performa penjualannya). Di segmen matik sendiri ada beberapa kelas yang belum kami garap. Satu-satu, kalau keluar semua tahun ini, nanti nggak ada apa-apa lagi tahun depan,” ucap Yohan.
Jika dilihat dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tahun lalu, SIS berhenti memasok Nex 110 dan Hayate pada Maret. Praktis, dalam menjalani sembilan bulan yang tersisa, mereka cuma mengandalkan Address. Pasokannya lumayan, fluktuatif antara 1.000-2.000-an unit sebulan.
”Kami masih punya Skutik (Address), dan sedang terus meriset (produk baru). Di sisi lain, ada pasar yang mungkin sedikit terabaikan, masih punya potensi, dan kami mencoba masuk lagi (segmen sport),” kata Yohan.
Mungkin Suzuki sedang mengalami dilema, mempertimbangkan masak-masak, produk mana duluan yang keluar agar tak salah langkah. Yohan menyatakan bahwa secepatnya, SIS akan membawa Skutik model baru, meski belum tentu tahun ini juga.
Langkah serupa sudah dilakukan di segmen sport. Lama mati suri, baru-baru ini muncul GSX-R150 dan GSX-S150 yang mereka yakini bakal menjadi tonggak kebangkitan Suzuki di Indonesia. Suzuki benar-benar menunggu model yang pas untuk melakukan gebrakan.
Yohan Yahya, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan SIS R2 kepada KompasOtomotif, (23/3/2017), mengakui bahwa Skutik memang menjadi pasar motor paling besar. Namun saat ini SIS masih berkonsentrasi dengan Address.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tak ingin gegabah kali ini dengan produk-produk yang akan diluncurkan. Mereka tampak sangat hati-hati, menimang, menghitung, dan melihat peluang, termasuk ketika akan memperkuat segmen Skutik.
Suzuki Smash Jadi Bebek Jepang Paling Murah | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Kehadiran Smash tentu saja menantang model lain yang sudah ada yaitu, Honda Revo FI dan Yamaha Vega Force. Di antara semuanya hanya Vega Force yang tidak tersedia pelek jari-jari.
Revo FI dengan mesin 109cc tersedia dalam tiga varian. Paling terjangkau Fit FI MMC dengan banderol Rp 13,6 juta, lalu Spoke FI MMC Rp 14,3 juta, dan CW FI MMC Rp 15,2 juta. Sementara itu Vega Force bermesin 115cc dilego Rp 15,35 juta.
Pasar bebek low sudah menciut di dalam negeri. Kondisinya tergerus skutik dan perlahan habis juga dimakan sport. Meski begitu kebutuhan atas bebek sebagai kendaraan ringan, irit, tahan banting, dan mudah perawatannya, tetap ada.
Pemain baru tapi wajah lama, Suzuki Smash, yang kembali dijual pada Maret ini bikin peta persaingan sepeda motor bebek kelas bawah terombak. Smash dengan banderol Rp 12,85 juta menjadi produk paling murah di antara spesies asal Jepang lain di Indonesia.
Suzuki di Indonesia pernah menghentikan produksi Smash pada 2015. Walau ada jeda dua tahun sampai akhirnya produksi bergulir lagi, spesifikasi Smash tidak berubah. Sumber tenaga tetap mengandalkan mesin injeksi berpendingin udara 113cc.
Solid Gold