(PLTU) Cirebon Unit II yang akan didirikan di kawasan Kanci | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Di Indonesia, baru ada dua unit pembangkit listrik yang menggunakan teknologi batu bara bersih, salah satunya PLTU Cirebon. "Dan yang lain belum pakai, artinya dari segi lingkungan kita tidak ada masalah," kata dia. Ia mengatakan perkembangan terbaru tentang PLTU Cirebon Power Unit II tersebut juga telah disampaikan langsung oleh dirinya kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
"Kita juga laporkan kepada Pak Gubernur Jabar bahwa unit satu Cirebon Power ini sudah mendapatkan penghargaan di tingkat ASEAN dan Asia sebagai proyek pembangkit tenaga listrik terbaik," kata dia. Ia mengatakan PLTU Cirebon Unit I yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 dan memiliki kapasitas 660 megawatt (MW) sudah berjalan sangat baik dalam memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali.
Nilai pembangkit listrik unit II itu sekitar USD2,2 miliar. Semuanya ada pinjaman luar negeri dan modal dasar atau modal disetor. Jadi 'loan' sekitar 75%, ekuitinya sekitar 25%," kata dia.
Dia mengatakan PLTU Cirebon Unit II tersebut diklaim ramah lingkungan karena menggunakan teknologi teknologi batu bara bersih. "Dari sisi lingkungan kita menggunakan teknologi batu bara bersih untuk unit I dan sudah beroperasi.
Lalu untuk unit II kita menggunakan teknologi batu bara lebih bersih lagi, yakni ultra supercritical," ujar dia.
Menurut dia, PLTU Cirebon Power Unit II ini nantinya akan memiliki kapasitas 1.000 megawatt (MW) dan pendanaan pembangunannya didapatkan dari sindikasi bank internasional seperti dari Jepang dan Korea Selatan.
Pekerjaan awal sudah dimulai, pemasangan lahan, pemasaran, jalan akses, desain dan dp (down payment) ke manufacturing dan izin mendirikan bangunannya sudah kita peroleh tahun lalu. Target operasi tahun 2020 akhir," kata Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana Heru Dewanto usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (15/3/2017).
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II yang akan didirikan di kawasan Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ditargetkan beroperasi pada 2020.
PLTU Cirebon unit III targetkan operasi di 2020 | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Di Indonesia, Heru menjelaskan, baru ada dua unit pembangkit listrik yang menggunakan teknologi batu bara bersih, salah satunya PLTU Cirebon. "Dan yang lain belum pakai, artinya dsri segi lingkungan kita tidak ada masalah," kata dia.
"Kita juga laporkan kepada Pak Gubernur Jabar bahwa unit satu Cirebon Power ini sudah mendapatkan penghargaan di tingkat ASEAN dan Asia sebagai proyek pembangkit tenaga listrik terbaik," kata dia.
Ia menambahkan PLTU Cirebon Unit I, yang kapasitasnya 660 megawatt, sudah beroperasi tahun 2012 untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali.
Menurut dia, PLTU Cirebon Unit II nantinya akan berkapasitas 1.000 megawatt (MW). Dana untuk pembangunannya berasal dari sindikasi bank internasional seperti dari Jepang dan Korea Selatan.
"Nilai pembangkit listrik Unit II itu sekitar 2,2 miliar dolar AS. Semuanya ada pinjaman luar negeri dan modal dasar atau modal disetor. Jadi loan (pinjaman) sekitar 75 persen, ekuiti-nya sekitar 25 persen," kata dia.
Ia mengatakan PLTU Cirebon Unit II ramah lingkungan karena menggunakan teknologi batu bara bersih.
"Dari sisi lingkungan kita menggunakan teknologi batu bara bersih atau supercritical technology untuk Unit I dan sudah beroperasi. Lalu untuk Unit II kita menggunakan teknologi batu bara lebih bersih lagi, yakni ultra supercritical," ujar dia.
PT Cirebon Energi Prasarana menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II di kawasan Kanci beroperasi akhir tahun 2020.
"Pekerjaan awal sudah dimulai, pemasangan lahan, pemasaran, jalan akses, desain dan DP (uang muka) ke manufacturing dan izin mendirikan bangunannya sudah kita peroleh tahun lalu. Target operasi tahun 2020 akhir," kata Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana Heru Dewanto usai bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, hari ini.
Aher Minta Proyek PLTU Cirebon Untungkan Masyarakat Sekitar | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Dalam pembangunannya, Heru mengatakan membutuhkan dana sebesar 2,2 miliar dolar Amerika. Ia pun mengatakan modal tersebut didapatkan dari pinjaman luar negeri dari Jepang dan Korea.
"Kita tambah 1000 megawatt nilainya 2,2 miliar dolar Amerika. Semuanya ada loan ada equity.Loan 75 persen. Equitynya 25 persen," ujarnya.
PT Cirebon Energi Prasarana dikatakannya juga berkerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pengadaan lahan. Lahan seluas 200 hektar dimanfaatkan sesuai dengan aturan yang dianjurkan pemerintah.
"Regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk memanfaatkan tanah negara yang tidak termanfaatkan. Lokasinya di Kanci (Cirebon)," ucapnya.
Untuk pasokan batubara sendiri menurut Heru didatangkan langsung dari Kalimantan. Dengan kebutuhan mencapai 3,2 juta ton batubara pertahunnya untuk Unit II. Sementara Unit I sebelumnya sebesar 2,3 juta ton batubara.
Ia pun meyakini dalam penggunaan batubara dalam proyek listriknya ini aman untuk kelestarian lingkungan. Sebab teknologi yang digunakan merupakan batubara bersih yang menghasilkan emisi jauh dibawah ambang batas yang diatur pemerintah.
"Saya sampaikan angkanya kalau batas pemerintah 750mg per meter kubik. Kita hanya 212 mg per meter kubik. Jadi jauh dibawah," kata dia.
Untuk pembangunan sendiri, ia menyatakan dalam waktu dekat, direncanakan Presiden Joko Widodo akan hadir dalam grounbreaking pembangunan PLTU Unit II.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT Cirebon Energi Prasarana unit I yang telah beroprasi sebelumnya mampu memenuhi pasokan listrik untuk Jawa, Madura, dan Bali. Dengan kapasitas 660 megawatt sejak dioperasikan 2012 lalu.
Untuk mendukung kebutuhan listrik tambahan,Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana Heru Dewanto mengatakan pihaknya siap membangun PLTU Unit II yang akan ditempatkan di Kanci, Ciberon.
Dengan pembangunan PLTU tambahan, ia mengklaim mampu menghasilkan kapasitas listrik yang lebih besar, sehingga diharapkan bisa menambah pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat.
"Sudah dimulai pekerjaan awal. Pemantapan lahan, pemagaran, jalan akses, kemudian desain dan DP ke manufacturing," kata Heru usai menemui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate.
Heru menyebutkan proyek ini tengah dalam tahap final siklus untuk segera dibangun. Ditargetkan dapat segera beroperasi pada 2020 akhir.
Gubernur menyambut baik penerapan teknologi yang diterapkan pada PLTU Cirebon Power Unit II, pasalnya menurut dia menilai tidak banyak PLTU yang menggunakan bahan baku yang rencah Emisi.
Lebih lanjut, Gubernur yang biasa disapa Aher ini meminta pada PLTU Cirebon Power Unit II agar proyek listrik yang nantinya dinikmati masyarakat Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara tersebut untuk tidak melupakan wilayah sekitar. Diharap masyarakat sekitar tetap merasakan manfaat listrikyang dihasilkan.
"Jangan sampai ada peristiwa disitu masyarakat paling dekat nggak kebagian. Makanya saya syaratkan tadi apapun masalahnya harus kebagian terlebih dahulu," ujar Gubernur usai menerima audiensi PT. Cirebon Energi Prasarana terkait PLTU 1 dan 2 Cirebon, di Gedung Sate, Bandung, Selasa (14/3/2017).
Pria berkacamata ini juga menyebutkan harus ada perjanjian baik PT Cirebon Energi Prasarana serta PLN sebagai penyalur listrik. Gubernur mengaku akan mengawasi penyaluran listrik tersebut. Agar masyarakat sekitar PLTU tidak terlupakan.
PT Solid Gold Berjangka