Layanan Mandiri Online kembali berfungsi normal | PT Solid Gold Berjangka
Imbas kejadian tersebut, si nasabah mengaku trauma menggunakan transaksi online. Ia menuntut bank memperbaiki sistemnya dan menduga sebenarnya sistem itu belum siap namun tetap diluncurkan.
Ia juga meminta bank bertanggung jawab menangani kasus semacam ini. Penilaiannya sejauh ini, respons bank terkesan lambat. Ia pun harus pontang-panting mengupayakan pemblokiran rekening yang diduga menadah uangnya ke kepolisian dan bank, bahkan hingga melakukan penelusuran sendiri.
Peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke kantor cabang Bank Mandiri di Jakarta Selatan. Ia meminta pengembalian segera dananya, namun petugas bank tidak bisa memberikan jaminan.
Ia pantang menyerah dan sempat menyambangi kantor cabang bank-bank terkait tujuan transfer dananya untuk meminta rekening yang diduga menadah dananya diblokir. Namun, permintaan pemblokiran itu tidak disetujui.
“BRI gue minta diblokir enggak mau. Bank Mandiri harus bank to bank,” katanya. Ia juga sudah melaporkan kehilangan dana tersebut ke polisi dengan dugaan pencurian.
Dana ditransfer pada Jumat (5/5) pagi ke beberapa rekening di Bank Mandiri, Bank Sumsel Babel, CIMB Niaga, dan BRI. “Saya cuma disisakan Rp 500 ribu di rekening, bayangkan saya kerja untuk dapat uang itu, lalu hilang begitu saja,” ujarnya.
Nasabah tersebut sempat menelusuri sendiri salah satu rekening tujuan transfer. Hasil penelusurannya menemukan informasi adanya dana transfer dari rekening tersebut ke beberapa rekening lain. Ia menduga si pemilik rekening yang dimaksud juga merupakan korban yang rekeningnya dipakai oleh pelaku kejahatan.
Nasib serupa juga menimpa seorang nasabah Bank Mandiri di Jakarta. Nasabah yang enggan disebutkan namanya itu berkisah, berdasarkan data notifikasi transfer yang salinannya diterima Katadata, dananya terkuras sekitar seratusan juta rupiah.
Hingga Senin (8/5) sore, dia mengaku belum mendapat pengembalian dana. “Barusan saja ini saya balik dari Bank Mandiri, dari pihak bank menyatakan masih dalam proses investigasi,” ujarnya. Marisanti juga sudah melapor ke polisi mengenai dugaan adanya pencurian dana.
Gara-gara kejadian tersebut, Marisanti mengaku kapok menggunakan layanan bank berbasiskan internet. “Jelas ada rasa khawatir bahkan kapok menggunakan layanan ini. Kepercayaan saya terhadap Bank Mandiri juga sudah hilang,” kata dia. Ia pun berharap dananya dan nasabah lain segera dikembalikan ke saldo semula.
Marisanti mengaku, total dana dalam rekeningnya terkuras Rp 45 juta. Dananya mengalir ke rekening di Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 10 juta, Bank CIMB Niaga Rp 25 juta, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp 10 juta.
Mengetahui dananya ditransfer tanpa sepengetahuan dan otorisasinya, Marisanti langsung mengadu ke Kantor Cabang Bank Mandiri di Universitas Gadjah Mada (UGM). “Sudah melakukan laporan ke Bank Mandiri tetapi untuk hasilnya masih menunggu hasil investigasi dari bank,” ujarnya.
Ia memang pengguna layanan mobile banking dan internet banking Bank Mandiri. Layanan internet banking hanya diaktifkan untuk transaksi nonfinansial yaitu mutasi rekening dan cek saldo.
Adapun, Mandiri Online merupakan layanan anyar yang menggabungkan mobile banking dan internet banking. Soft launching layanan itu dilakukan pada 21 Maret lalu. Nasabah pengguna layanan mobile banking dan internet banking bisa langsung memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa harus mendaftar lagi.
Berdasarkan notifikasi via surat elektronik itu, transfer dana terjadi pada Jumat dini hari dalam rentang pukul 00.00 – 01.30 melalui fasilitas Mandiri Online. “Saya langsung cek saldo menggunakan Mandiri Mobile dan ternyata memang saldo saya sudah berkurang,” ujar Marisanti.
Berdasarkan notifikasi via surat elektronik itu, transfer dana terjadi pada Jumat dini hari dalam rentang pukul 00.00 – 01.30 melalui fasilitas Mandiri Online. “Saya langsung cek saldo menggunakan Mandiri Mobile dan ternyata memang saldo saya sudah berkurang,” ujar Marisanti.
Layanan Mandiri Online kembali berfungsi normal sejak Sabtu (6/5) pekan lalu. Bank Mandiri mengklaim tidak ada dana nasabah yang raib meski sempat terjadi kekeliruan sistem pada layanan tersebut.
Namun, beberapa nasabah justru menemukan dana di rekeningnya tertransfer ke sejumlah rekening lain di berbagai bank berbeda.
Nasabah Mesti Cermat Pakai Aplikasi Perbankan | PT Solid Gold Berjangka
Corporate Secretary of Bank Mandiri Rohan Hafas mengemukakan Mandiri Online merupakan sistem perbankan daring baru yang saat ini masih dalam tahap soft launching.
"Dalam monitoring, kami menemukan adanya sedikit penyesuaian yang perlu dilakukan terhadap sistem, dan itu telah selesai hari ini," kata Rohan saat dihubungi, kemarin.
Menurut dia, ada puluhan nasabah yang mendapat kekeliruan karena sistem. Kekeliruan itu, kata Rohan, telah dikoreksi kembali.
Terkait dengan gangguan di layanan online banking Bank Mandiri beberapa waktu lalu, Anto mengatakan saat ini aplikasi tersebut sudah beroperasi seperti sedia kala.
"OJK sebagai pengawas lembaga jasa keuangan sudah meminta direksi IT Bank Mandiri. Sejak adanya laporan masyarakat dan dari pemantauan OJK, layanan sudah kembali normal dan bank sudah melaksanakan permintaan OJK terkait dengan keamanan sistem internet dan mobile banking mereka," pungkasnya.
Pada Jumat 5 Mei siang, akun Twitter resmi Mandiri ramai dibanjiri keluhan nasabah yang merasa kehilangan dana akibat kesalahan teknis pada operasi aplikasi Mandiri Online.
Sebab, menurut Anto, bank tidak akan meminta password (kata kunci) nasabah dalam situasi apa pun. Karena itu, masyarakat harus waspada jika ada oknum yang malah meminta kata kunci akun daring mereka.
"Bank mana pun tidak akan pernah meminta informasi menyebut user-id dan/atau password untuk kepentingan apa pun. Jika ada yang memaksa dengan dalih apa pun, tolak permintaan tersebut dan segera laporkan kepada call center bank terkait," tegasnya.
OJK meminta masyarakat untuk waspada dengan modus social engineering yang mengaku pihak bank dengan/atau tanpa imbalan hadiah agar konsumen menginfokan OTP (one time password) kepada orang yang mengaku dari bank," ucap Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK Anto Prabowo melalui keterangan tertulisnya, kemarin.
Menyikapi kasus terjadinya kegagalan sistem pada aplikasi Mandiri Online akhir minggu lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar lebih cerdas menggunakan aplikasi daring untuk jasa perbankan serupa.
Selain karena kegagalan sistem, pembobolan bank juga bisa disebabkan kelalaian pengguna yang kurang hati-hati menyimpan kata kunci akun mereka.
Online Banking Bermasalah, BI Periksa Bank Mandiri | PT Solid Gold Berjangka
"Kita sudah memanggil, lewat laporan ke BMRI untuk laporan secara lengkap dan kami akan ditindaklanjuti ya. Timnya juga sudah lengkap dan akan didorong," kata Sugeng di Gedung Bank Indonesia, Senin (8/5/2017).
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng menjelaskan, gangguan yang terjadi pada penggunaan Mandiri Online ini yakni terjadi perbedaan saldo yang terdapat pada rekening nasabah. Padahal, jumlah transaksinya bukan seperti yang tertera di dalam struk bukti transaksi.
Bank Indonesia (BI) telah memanggil PT Bank Mandiri (BMRI) terkait layanan Mandiri Online yang beberapa hari belakangan mengalami gangguan. BI akan menindaklanjuti hal tersebut agar tidak menimbulkan kerugian nasabah yang lebih besar.