(OJK) mengimbau masyarakat agar lebih cerdas menggunakan aplikasi daring | PT Solid Gold Berjangka
Corporate Secretary of Bank Mandiri Rohan Hafas mengemukakan Mandiri Online merupakan sistem perbankan daring baru yang saat ini masih dalam tahap soft launching.
"Dalam monitoring, kami menemukan adanya sedikit penyesuaian yang perlu dilakukan terhadap sistem, dan itu telah selesai hari ini," kata Rohan saat dihubungi, kemarin.
Menurut dia, ada puluhan nasabah yang mendapat kekeliruan karena sistem. Kekeliruan itu, kata Rohan, telah dikoreksi kembali.
"OJK sebagai pengawas lembaga jasa keuangan sudah meminta direksi IT Bank Mandiri. Sejak adanya laporan masyarakat dan dari pemantauan OJK, layanan sudah kembali normal dan bank sudah melaksanakan permintaan OJK terkait dengan keamanan sistem internet dan mobile banking mereka," pungkasnya.
Pada Jumat 5 Mei siang, akun Twitter resmi Mandiri ramai dibanjiri keluhan nasabah yang merasa kehilangan dana akibat kesalahan teknis pada operasi aplikasi Mandiri Online.
Terkait dengan gangguan di layanan online banking Bank Mandiri beberapa waktu lalu, Anto mengatakan saat ini aplikasi tersebut sudah beroperasi seperti sedia kala.
"Bank mana pun tidak akan pernah meminta informasi menyebut user-id dan/atau password untuk kepentingan apa pun. Jika ada yang memaksa dengan dalih apa pun, tolak permintaan tersebut dan segera laporkan kepada call center bank terkait," tegasnya.
Sebab, menurut Anto, bank tidak akan meminta password (kata kunci) nasabah dalam situasi apa pun. Karena itu, masyarakat harus waspada jika ada oknum yang malah meminta kata kunci akun daring mereka.
OJK meminta masyarakat untuk waspada dengan modus social engineering yang mengaku pihak bank dengan/atau tanpa imbalan hadiah agar konsumen menginfokan OTP (one time password) kepada orang yang mengaku dari bank," ucap Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK Anto Prabowo melalui keterangan tertulisnya, kemarin.
Menyikapi kasus terjadinya kegagalan sistem pada aplikasi Mandiri Online akhir minggu lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar lebih cerdas menggunakan aplikasi daring untuk jasa perbankan serupa.
Selain karena kegagalan sistem, pembobolan bank juga bisa disebabkan kelalaian pengguna yang kurang hati-hati menyimpan kata kunci akun mereka.
Nasabah Korban Mandiri Online Ungkap Transfer Dana Misterius | PT Solid Gold Berjangka
Imbas kejadian tersebut, si nasabah mengaku trauma menggunakan transaksi online. Ia menuntut bank memperbaiki sistemnya dan menduga sebenarnya sistem itu belum siap namun tetap diluncurkan.
Ia juga meminta bank bertanggung jawab menangani kasus semacam ini. Penilaiannya sejauh ini, respons bank terkesan lambat. Ia pun harus pontang-panting mengupayakan pemblokiran rekening yang diduga menadah uangnya ke kepolisian dan bank, bahkan hingga melakukan penelusuran sendiri.
pantang menyerah dan sempat menyambangi kantor cabang bank-bank terkait tujuan transfer dananya untuk meminta rekening yang diduga menadah dananya diblokir. Namun, permintaan pemblokiran itu tidak disetujui.
“BRI gue minta diblokir enggak mau. Bank Mandiri harus bank to bank,” katanya. Ia juga sudah melaporkan kehilangan dana tersebut ke polisi dengan dugaan pencurian.
Peristiwa tersebut sudah dilaporkan ke kantor cabang Bank Mandiri di Jakarta Selatan. Ia meminta pengembalian segera dananya, namun petugas bank tidak bisa memberikan jaminan.
Nasabah tersebut sempat menelusuri sendiri salah satu rekening tujuan transfer. Hasil penelusurannya menemukan informasi adanya dana transfer dari rekening tersebut ke beberapa rekening lain. Ia menduga si pemilik rekening yang dimaksud juga merupakan korban yang rekeningnya dipakai oleh pelaku kejahatan.
Nasib serupa juga menimpa seorang nasabah Bank Mandiri di Jakarta. Nasabah yang enggan disebutkan namanya itu berkisah, berdasarkan data notifikasi transfer yang salinannya diterima Katadata, dananya terkuras sekitar seratusan juta rupiah.
Dana ditransfer pada Jumat (5/5) pagi ke beberapa rekening di Bank Mandiri, Bank Sumsel Babel, CIMB Niaga, dan BRI. “Saya cuma disisakan Rp 500 ribu di rekening, bayangkan saya kerja untuk dapat uang itu, lalu hilang begitu saja,” ujarnya.
Hingga Senin (8/5) sore, dia mengaku belum mendapat pengembalian dana. “Barusan saja ini saya balik dari Bank Mandiri, dari pihak bank menyatakan masih dalam proses investigasi,” ujarnya. Marisanti juga sudah melapor ke polisi mengenai dugaan adanya pencurian dana.
Gara-gara kejadian tersebut, Marisanti mengaku kapok menggunakan layanan bank berbasiskan internet. “Jelas ada rasa khawatir bahkan kapok menggunakan layanan ini. Kepercayaan saya terhadap Bank Mandiri juga sudah hilang,” kata dia. Ia pun berharap dananya dan nasabah lain segera dikembalikan ke saldo semula.
Marisanti mengaku, total dana dalam rekeningnya terkuras Rp 45 juta. Dananya mengalir ke rekening di Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp 10 juta, Bank CIMB Niaga Rp 25 juta, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp 10 juta.
Mengetahui dananya ditransfer tanpa sepengetahuan dan otorisasinya, Marisanti langsung mengadu ke Kantor Cabang Bank Mandiri di Universitas Gadjah Mada (UGM). “Sudah melakukan laporan ke Bank Mandiri tetapi untuk hasilnya masih menunggu hasil investigasi dari bank,” ujarnya.
a memang pengguna layanan mobile banking dan internet banking Bank Mandiri. Layanan internet banking hanya diaktifkan untuk transaksi nonfinansial yaitu mutasi rekening dan cek saldo.
Adapun, Mandiri Online merupakan layanan anyar yang menggabungkan mobile banking dan internet banking. Soft launching layanan itu dilakukan pada 21 Maret lalu. Nasabah pengguna layanan mobile banking dan internet banking bisa langsung memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa harus mendaftar lagi.
Berdasarkan notifikasi via surat elektronik itu, transfer dana terjadi pada Jumat dini hari dalam rentang pukul 00.00 – 01.30 melalui fasilitas Mandiri Online. “Saya langsung cek saldo menggunakan Mandiri Mobile dan ternyata memang saldo saya sudah berkurang,” ujar Marisanti.
Transfer dana tanpa sepengetahuan pemilik rekening itu menimpa nasabah Bank Mandiri asal Yogyakarta, Marisanti Marlan. Ibu rumah tangga yang tengah menjalani studi pascasarjana ini menuturkan, meski tak pernah menggunakan layanan Mandiri Online, dananya terkuras lewat layanan tersebut.
“Jumat (5/5) pagi ketika melakukan pengecekan e-mail masuk, ada notifikasi dari Bank Mandiri, adanya transfer keluar dari rekening saya, tiga transaksi ke tiga rekening berbeda,” kata dia kepada Katadata, Senin (8/5).
Transfer dana tanpa sepengetahuan pemilik rekening itu menimpa nasabah Bank Mandiri asal Yogyakarta, Marisanti Marlan. Ibu rumah tangga yang tengah menjalani studi pascasarjana ini menuturkan, meski tak pernah menggunakan layanan Mandiri Online, dananya terkuras lewat layanan tersebut.
“Jumat (5/5) pagi ketika melakukan pengecekan e-mail masuk, ada notifikasi dari Bank Mandiri, adanya transfer keluar dari rekening saya, tiga transaksi ke tiga rekening berbeda,” kata dia kepada Katadata, Senin (8/5).
OJK Tegaskan Masih Sangat Aman! | PT Solid Gold Berjangka
Akibat hal itu, terjadi perbedaan jumlah saldo tabungan milik nasabah yang tercatat di Mandiri Online. Rohan menuturkan bahwa Mandiri Online memang saat ini masih dalam soft launching sehingga memang perlu dilakukan beberapa penyesuaian. "Dalam monitoring, kami menemukan adanya sedikit penyesuaian yang perlu dilakukan terhadap sistem dan penyesuaian itu telah selesai," ujar dia.
Menurut Rohan, karena kekeliruan sistem tersebut terdapat kesalahan data terhadap 97 nasabah. "Kekeliruan itu telah kami koreksi kembali dan tuntas," ujar Rohan.
Sebelumnya, Bank Mandiri menyatakan sistem perbankan daring ‘Mandiri Online’ yang sempat dihentikan akhir pekan lalu, sudah berjalan normal kembali, dan kekeliruan jumlah saldo nasabah telah dikoreksi. "Sudah dikembalikan seperti sedia kala. Termasuk dana-dananya sudah dikembalikan. 'Mandiri Online' juga sudah aktif lagi," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas, Minggu 7 Mei 2017.
Rohan mengatakan, yang terjadi pada Jumat 5 Mei 2017 lalu adalah kendala teknis atau corrupt system pada Mandiri Online sehingga seolah-olah terjadi transaksi yang dilakukan nasabah dan mendebit atau menarik dana nasabah.
Kami sudah meminta laporan secara lengkap kepada Bank Mandiri. Akan kami tindak lanjuti dan teliti bersama antara Mandiri dan BI," kata Sugeng di gedung BI Institute, Jakarta, Senin (8/5).
Ia mengatakan pihaknya masih akan mencari permasalahan yang menjadi faktor penyebab terjadinya kendala teknis Mandiri Online. Mandiri Online merupakan layanan perbankan dalam jaringan dari Mandiri yang menggabungkan Mandiri Mobile Banking dan Internet Banking.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng, menyebutkan pihaknya sedang menindaklanjuti permasalahan kendala teknis Mandiri Online yang merupakan layanan perbankan dalam jaringan (daring) Bank Mandiri.
Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan sistem perbankan dalam jaringan (daring) Mandiri Online yang sempat dihentikan akhir pekan lalu, sekarang sudah berjalan normal kembali. Selain itu, kekeliruan jumlah saldo nasabah telah dikoreksi. "Sudah dikembalikan seperti sediakala. Termasuk dana-dananya sudah dikembalikan. Mandiri Online juga sudah aktif lagi," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas.
Untuk itu, OJK meminta setiap perbankan menjaga keandalan transaksi pelayanan secara online. "Itu harus menjadi perhatian dalam security system-nya. OJK tetap lakukan uji dan pengawasan," ungkapnya.
Menurut Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Irwan Lubis, hingga sampai saat ini, transaksi layanan perbankan online masih sangat aman. "Apa pun itu, ada e-banking, internet banking, mobile banking, SMS banking. Masyarakat harus percaya, transaksi perbankan secara online masih aman," tegas Irwan di Jakarta, Senin (8/5).
Irwan menambahkan, gangguan teknis Mandiri Online disebabkan perubahan sistem dalam peningkatan pelayanan perbankan secara online. "Bank Mandiri sebenarnya kan lagi grade system, mungkin trial dan error. Tapi kan sekarang sudah di-handle," jelasnya.
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir tentang gangguan teknis sistem perbankan dalam jaringan (daring) Mandiri Online milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).