(Perinus) akhirnya melakukan ekspor perdana gurita ke Jepang pada pekan lalu | PT Solid Gold Berjangka
Ke depan, ekspor produk perikanan yang dihasilkan Perinus akan diekspor ke sejumlah negara lain Jepang. Dandi bilang, mereka juga siap membidik pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat. Saat ini, ekspor ikan mahi-mahi ke Amerika juga menarik. Untuk memenuhi stok, Perinus juga akan melakukan budidaya udang untuk kebutuhan ekspor.
Kendati menjajaki pasar ekspor, Dendi bilang, peluang pasar perikanan dalam negeri masih cukup besar. Menurutnya dari sekitar 6.000 ton produksi Perinus pada tahun 2016, hanya sekitar 5% saja yang diekspor sementara sisanya digunakan di dalam negeri. Pada tahun 2017 ini, Dendi menargetkan Perinus bisa memproduksi 16.000 ton ikan. Dengan target sebesar itu, maka pihaknya tengah membenahi sejumlah kapal milik Perinus agar bisa meningkatkan tangkapan.
Sejauh ini, BUMN perikanan ini sudah membeli gurita dari nelayan di Kabupaten Kepulayan Selayar dan nelayan Teluk Bone. Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan pemerintah daerah Selasar untuk penyediaan stok gurita.
Sementara itu, Dandi membeberkan untuk ikan tuna Perinus menargetkan dapat mengekspor 500 ton dengan nilai mencapai Rp 50 miliar. Selain itu, Perinus juga akan menargetkan mengekspor 1.000 ton cumi dengan nilai mencapai Rp 150 miliar. Dengan target ekspor ini, Perinus optimis dapat meningkatkan pendapatan pada tahun ini.
Menurut Dandi ekspor perdana tuna ke Jepang ini merupakan permulaan dari hasil kerjasama dengan Ajirushi. Ekspor perdana gurita ini merupakan yang pertama dilakukan dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara untuk mengekspor 1.000 ton gurita beku ke Jepang, Perinus setiap bulannya akan menggunakan tiga sampai empat kontainer untuk pengiringan sampai target 1.000 ton terpenuhi.
Agar target ini terpenuhi, Perinus juga akan mengembangkan sistem perikanan inti rakyat (PIR). Dengan sistem PIR ini, Perinus membeli gurita dari masyarakat.
Direktur Utama Perinus Dandi Anggi Gumilang mengatakan selain gurita, pada tahun ini juga Perinus akan melakukan ekspor ikan tuna dan cumi-cumi ke Jepang dan sejumlah negara lainnya. "Tahun ini kami akan fokus produksi dan ekspor ikan yang high value seperti gurita, tuna, cumi, serta produk value added," ujarnya kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Nilai ekspor guirta ini sebesar Rp 1,8 miliar. Kemudian Perinus akan melakukan ekspor bertahap sebanyak 1.000 ton pada tahun ini dengan nilai ekspor Rp 60 miliar.
Nilai ekspor guirta ini sebesar Rp 1,8 miliar. Kemudian Perinus akan melakukan ekspor bertahap sebanyak 1.000 ton pada tahun ini dengan nilai ekspor Rp 60 miliar.
Perdana, Indonesia Ekspor 30 Ton Produk Olahan Gurita Beku ke Jepang | PT Solid Gold Berjangka
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pembinaan kepada nelayan agar bisa menghasilkan tangkapan gurita yang banyak, dengan tetap menjaga keberlanjutannya.
Pihaknya juga akan mendampingi dan membina nelayan dalam menangani hasil tangkapan, sejak penangkapan hingga proses pengolahan.
"Ini tentu sangat penting untuk menjaga mutu gurita sebagai salah satu komoditas ekspor, yang kami harapkan bisa menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia ke depannya,” tukas Nilanto.
Kami berharap PT Perinus bisa memanfaatkan alat pengolahan gurita bantuan JICA untuk peningkatan kualitas dan nilai tambah produk gurita yang ada di Sulawesi Selatan khususnya, serta Indonesia pada umumnya," harap Nilanto.
Nilanto mengatakan, Ditjen PDSPKP akan terus bekerja sama dan melakukan pembinaan terhadap PT Perinus dalam pelaksanaan ekspor olahan gurita beku ini.
Di mana PT Perinus merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen PDSPKP untuk mengelola instalasi pengolahan gurita beku hibah dari JICA.
Sebagai operator, PT Perinus berhasil mengolah gurita beku dengan kualitas ekspor.
"Tahun ini, PT Perinus menargetkan akan mengekspor 1.000 ton gurita beku ke Jepang," ujar Dirjen PDSPKP Nilanto Perbowo lewat siaran persnya, Minggu (14/5).
Ekspor ini merupakan tindak lanjut kerjasama Indonesia dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
PT Perikanan Nusantara (Perinus) Makassar untuk pertama kalinya mengekspor 30 ton gurita dalam bentuk olahan bahan baku yang dibekukan melalui Pelabuhan Makassar menuju pelabuhan Ibaraki Perfecture, Jepang.
Sulsel ekspor 30 ton gurita beku ke Jepang | PT Solid Gold Berjangka
Olehnya itu, Syahrul menjanjikan pelepasan ekspor perdana 30 ton gurita beku ini akan dilaporkan langsung pada Presiden RI Joko Widodo. Ia berharap setelah gurita akan ada hasil tangkapan laut lainnya dari Sulsel yang akan kembali diekspor ke luar negeri. Tak hanya di Jepang, tetapi juga ke sejumlah negara maju lainnya.
Khusus potensi perikanan tangkap kata dia, di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 yang meliputi Laut Flores, Selat Makassar dan Teluk Bone hasil dari produksi kelautan dan perikanan sebesar 620.080 ton per tahun.
Sulsel memiliki potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar baik penangkapan ikan, budidaya laut dan tambak maupun air tawar. Kita punya kekayaan laut yang melimpah," terang Syahrul.
Syahrul menjelaskan, kekayaan alam di Indonesia termasuk di Sulsel selalu siap dalam hal ketersediaanya, begitupun dengan kondisi nelayan. Hanya saja, yang sering menjadi kendala adalah persoalan research. Di mana Jepang dinilai menjadi jawabannya.
"Kami dipastikan ekspor 30 ton gurita beku ini akan menguntungkan kedua pihak. Indonesia memiliki kekayaan laut melimpah. Sementara Jepang memiliki teknologi research terbaik di sektor perikanan," ungkapnya.
Pelepasan ekspor perdana itu dilakukan langsung oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Syahrul menyebutkan ekspor perdana gurita ke Jepang ini dilakukan oleh PT Perikanan Nusantara dan PT Ajirushi.
Untuk pertama kalinya, Pemerintah Provinsi Sulsel melelas ekspor gurita ke Tokyo, Jepang. Pelepasan ekspor 30 ton gurita beku berlangsung di kantor PT Perikanan Nusantara, Jalan Sabutung, Kamis 11 Mei 2017.