Yusuf Mansur jawab tudingan miring | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Yusuf Mansur mengakui selama ini dirinnya lebih banyak diam. Namun belakangan ia mulai menyadari, klarifikasinya dibutuhkan untuk melindungi jutaan orang yang sudah bergabung dengan Paytren maupun ribuan mitra yang ada di belakangnya.
"Kami dari awal menghindari money game. Nggak lah. Bismillah, itu nggak terjadi pada kami," pungkas Yusuf Mansur.
Ina kemudian menyebutkan beberapa ciri-ciri money game dan perusahaan investasi ilegal yang sudah banyak memakan korban di Tanah Air. Di antaranya tidak adanya produk yang dijual serta perusahaan yang tidak memiliki kantor tetap. "Kalau ustaz Yusuf Mansur ini kan jelas kantornya. Rumahnya pun jelas," kata dia.
Ina kemudian menyebutkan beberapa ciri-ciri money game dan perusahaan investasi ilegal yang sudah banyak memakan korban di Tanah Air.
Di antaranya tidak adanya produk yang dijual serta perusahaan yang tidak memiliki kantor tetap. "Kalau ustaz Yusuf Mansur ini kan jelas kantornya. Rumahnya pun jelas," kata dia.
"Alhamdulillah Paytren sudah dialkui APLI (Aosiasi Penjual Langsung Indonesia). Itu berarti Paytren ini sudah diakui, bukan hanya oleh Indonesia, tapi juga dunia," kata pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran itu, di sela acara Paytren Vaganza, di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan kemarin.
Hingga saat ini, jumlah pengguna Paytren di seluruh dunia sudah mencapai 1,4 juta orang, di mana 90 persen di antaranya berasal dari Indonesia.
Di tengah geliat bisnis tersebut, isu miring mulai menghampiri Yusuf Mansur.
Paytren dituding sebagai bentuk "money game" atau investasi bodong. Tak mau lagi tinggal diam, Yusuf Mansur akhirnya menjawab berbagai tudingan yang datang.
Ustaz Yusuf Mansur tengah giat mengembangkan perusahaan sistem pembayaran dengan aplikasi Paytren.
Yuk, Kenali Investasi Bodong Lebih Dalam | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Sebagaimana kita tahu, koperasi berfungsi untuk membantu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggotanya dan masyarakat. Termasuk koperasi simpan pinjam yang belakangan ini menjadi kedok dari investasi bodong seperti pada kasus Pandawa Group.
Dalam kasus koperasi bodong, orang yang ingin menyimpankan uangnya di koperasi diiming-imingi dengan sejumlah bunga besar perbulannya. Sedangkan orang yang sudah tergabung dalam koperasi diminta untuk mencari calon investor lain guna mendapatkan bonus. Hal ini serupa dengan bisnis multi level marketing (MLM).
Target arisan bodong menyasar ibu rumah tangga sebagai korbannya. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau orang lain bisa saja terjebak dalam kedalamnya. Hal ini karena keuntungan yang ditawarkan sangatlah besar dengan dana himpunan yang kecil membuat banyak orang tertarik mengikutinya.
Arisan bodong ini juga marak dilakukan secara online. Modusnya dengan menawarkan arisan kepada calon korbannya melalui sosial media Facebook/Instagram, korban diminta mentransferkan uang sejumlah Rp500.000 seperti pada kasus di Lubuklinggau Februari lalu. Kemudian korban akan dijanjikan uang sebesar Rp1.5 juta setelah 20 hari. Namun, pada hari H akun bisa hilang atau berganti nama, dan uang yang Anda terima tidak akan kembali.
Mirip dengan arisan pada umumnya, penipuan ini dilakukan dalam satu kelompok yang menghimpun uang. Hanya saja, dalam arisan bodong, menawarkan keuntungan yang besar setiap kali seseorang mendapat giliran menang. Dalam kasus ini, penipu akan berperan sebagai orang yang menghimpun dana arisan. Jenis arisan bodong yang sering diadakan bervariasi mulai dari arisan uang, emas, barang, hingga iPhone.
Selain itu, penipu bakal merencanakan semuanya dengan matang agar terlihat secara profesional. Seolah tak takut, mereka juga berani mencatut nama OJK/BI/Bank di produk yang mereka jual.
Korban juga akan diberikan laman website palsu untuk pendaftaran investasi hingga menyetor sejumlah dana dengan iming-iming untung besar. Jangan kaget jika tiba-tiba website investasi bodong bisa menghilang atau tidak dapat diakses sama sekali, uang investasi Anda hilang tanpa jejak.
Di era modern sekarang ini, modus kejahatan juga ikut mengikuti perkembangan zaman. Misalnya saja dengan adanya investasi bodong yang dilakukan via online. Tipe penipuan investasi via dunia maya ini marak terjadi. Biasanya para pelaku mencari calon korbannya melalui iklan di media sosial yang berisi kalimat ajakan untuk berinvestasi dengan iming-iming keuntungan besar dalam jangka waktu yang singkat.
Sebelum mengulas tentang investasi bodong. Pahami terlebih dahulu apa itu investasi dan bagaimana cara kerjanya sebelum memutuskan untuk turut turun main dalam dunia investasi. Secara umum, Investasi merupakan kegiatan meghimpun dana atau aset dalam waktu tertentu dengan tujuan mendapatkan untung nantinya.
Kegiatan investasi melibatkan dua pihak yaitu investor sebagai yang memiliki dana dan perusahaan investasi yang mengelola dana dari investor tersebut guna mendapatkan keuntungan sesuai dengan hasil investasinya.
Di Indonesia sendiri, investasi bodong masih marak dan menyasar orang-orang yang minim informasi tentang investasi dan lebih tergiur dengan untung tinggi meski tidak masuk akal.
Oknum-oknum tak bertanggung jawab ini gencar memasarkan produk investasi kepada masyarakat secara online dan offline. Hal ini tentu saja sangat merugikan Anda. Untuk menghindari hal tersebut, maka simak ulasan berikut tentang investasi bodong agar Anda terhindar dari penipuan.
Dengan tawaran untung yang menggiurkan tersebut, praktis membuat semakin banyak orang tertarik untuk beinvestasi. Sayangnya, model investasi tersebut biasa dikenal sebagai investasi bodong. Bukan untung yang didapatkan melainkan kerugian.
PENIPUAN investasi bodong masih marak, aksinya gencar dilakukan secara online maupun offline. Beberapa penipuan ini berhasil terungkap setelah bukti-bukti disebarkan melalui social media.
Akhir-akhir ini publik dikejutkan oleh maraknya pemberitaan penipuan investasi bodong yang terekspose dari sosial media. Salah satu investasi bodong yang terungkap ialah program investasi dari Talk Fusion yang sempat gencar mencari korban dengan iming-iming untung besar mulai dari uang, jam tangan bermerek hingga mobil mewah.
Apa Fokus OJK untuk Edukasi, Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen? | PT Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Kedua, yakni tumbuhnya kebiasaan masyarakat untuk mencocokan investasi yang tepat untuk dirinya, serta memilih lembaga keuangan dan investasi yang sesuai.
Menurut dia, saat ini tumbuhnya investasi bodong adalah karena masyarakat ingin melakukan investasi yang menguntungkan dalam waktu singkat tanpa mengenal produk investasi tersebut.
Dia melanjutkan, bahwa edukasi keuangan penting untuk perlindungan konsumen hadapi tawaran investasi bodong. Dengan cara ini, demand untuk investasi dengan iming-iing return besar bisa ditutup sehingga ada upaya pencegahan investasi bodong dari masyarakat sendiri.
Menurut Kusumaningtuti, ada dua fokus utama yang diinginkan OJK untuk terus meningkatkan masyarakat lewat segala edukasi dan program literasi keuangan.
"Pertama, yakni tumbuhnya kemampuan masyarakat untuk melakukan perencanaan keuangan serta kebiasaan menabung," kata dia, Kamis (4/5/2017).
Menurut Kusumaningtuti S Soetiono, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, seminar ini bertujuan untuk mengumpulkan dan berbagi pengalaman dengan sejumlah negara tetangga dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.
Namun bagi OJK sendiri, apa sebenarnya fokus yang ingin dilakukan dalam rangka literasi keuangan, inklusi keuangan serta perlindungan konsumen?
Sebagai otoritas industri keuangan di Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentunya berkepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan ke masyarakat pengguna produk keuangan.
OJK kemudian menyelenggarakan seminar internasional selama dua hari di The Westin, Nusa Dua, Bali (4-5 Mei 2017) dengan tajuk Changing Consumer Behaviour Through Financial Literacy, Financial Inclusion and Consumer Protection.
Riset terbaru di 2016 menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 29,6 sementara di 2013 sebesar 21,8. Sementara indeks inklusi keuangan Indonesia di 2016 sudah mencapai 67,8.
Artinya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek dan teredukasi mengenai keuangan. Akibatnya, di Indonesia marak terjadi investasi ilegal yang merugikan masyarakat, bahkan masyarakat dengan pendidikan tinggi sekalipun.