LPEI membutuhkan dukungan sumber pendanaan | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Sementara, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp88,48 triliun, naik 18,2% dari 2015 sebanyak Rp74,83 triliun. Penyaluran pembiayaan diperkirakan akan terus meningkat pada 2017 hingga mencapai Rp102,6 triliun, dengan kisaran 10% dari total pembiayaan disalurkan untuk sektor UKM berorientasi ekspor.
Bentuk dukungan kepada eksportir juga diberikan dalam bentuk penjaminan dan asuransi ekspor. "Di mana pada 2016 masing-masing mencapai outstanding Rp8,13 triliun dan Rp9,43 triliun. Pada 2017, keduanya diperkirakan naik 7,9% menjadi Rp18,9 triliun," jelasnya.
Menurutnya, obligasi yang diterbitkan ini terdiri dari Rp32,67 triliun untuk surat berharga rupiah (merupakan emiten tertinggi di Indonesia atau plus minus 11% dari total outstanding obligasi korporasi) dan Rp7,20 triliun untuk surat berharga valas.
Dalam tujuh tahun pertamanya selama 2009-2016, LPEI mencatatkan pertumbuhan aset rata-rata 37,22% per tahun dan pertumbuhan pembiayaan 42,23% per tahun. Total aset 2016 mencapai Rp99,01 triliun, naik 16,51% dari 2015 sebesar Rp84,97 triliun.
Dalam mendukung peran strategis, khususnya penyediaan pembiayaan ekspor, LPEI membutuhkan dukungan sumber pendanaan. Berdasarkan UU LPEI, LPEI dapat memperoleh pendanaan melalui penerbitan surat berharga, pinjaman, termasuk pinjaman dari pemerintah, hibah dan penempatan dana oleh Bank Indonesia (BI).
"Sumber pendanaan rupiah dan valas LPEI 2016, mencapai total outstanding senilai ekuivalen Rp78,4 triliun. Terdiri dari obligasi yang diterbitkan sebesar ekuivalen Rp39,9 triliun dan pinjaman yang diterima senilai ekuivalen Rp38,5 triliun," kata Direktur Pelaksana III Indonesia Eximbank Raharjo Adisusanto di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank pada tahun ini akan memprioritaskan penyaluran ke komoditas unggulan pemerintah, penetrasi pasar ekspor nontraditional, pengembangan UKM. Pihaknya bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait, serta pembiayaan atas penugasan khusus dari pemerintah (NIA).
2017, LPEI Bidik Pembiayaan Rp102,6 Triliun | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Bentuk dukungan kepada eksportir juga diberikan dalam bentuk penjaminan dan asuransi ekspor, di mana pada 2016 masing-masing mencapai outstanding Rp 8,13 triliun dan Rp 9,43 triliun," katanya.
Pada 2017, keduanya diperkirakan naik 7,9 persen menjadi Rp 18,9 triliun. Pada tahun 2017 diprioritaskan pada penyaluran ke komoditas unggulan pemerintah, penetrasi ekspor non tradisional, pengembangan UKM ekspor bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait dan pembiayaan atas penugasan khusus dari pemerintah.
Sementara untuk aset LPEI, selama 2009-2016 pertumbuhan aset rata-rata 37,22 persen per tahun dan pertumbuhan pembiayaan 42,33 petrsen per tahun. Posisi tahun 2016, total aset mencapau Rp 99,01 triliun, naik 16,51 persen dari tahun 2015 sebesar Rp 84,97 triliun.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menargetkan penyaluran pembiayaan pada 2017 sebesar Rp102,6 triliun atau lebih tinggi dari capaian penyaluran pembiayaan 2016 sebesar Rp 88,48 triliun. Sedangkan pada tahun 2015 lalu penyalurn pembiayaannya mencapai Rp 74,83 triliun.
Demikian dikatakan Direktur Pelaksana III Indonesia Eximbank Raharjo Adisusanto pada acar investor gathering 2017 di Jakarta, Selasa (07/02). Menurutnya, penyaluran pembiayaan pada 2017 sebesar Rp102,6 triliun sekitar 10 persen akan disalurkan untuk sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) berorientasi ekspor.
Sri Mulyani Gembira Kinerja Ekspor di Zona Hijau | PT Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Dia menambahkan lonjakan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 10,67% menjadi USD443,9 juta. Demikian juga ekspor hasil minyak naik 30,69% menjadi USD91,4 juta dan ekspor gas naik 10,18% menjadi USD696,4 juta.
Sementara itu volume ekspor migas Desember 2016 terhadap November 2016 untuk minyak mentah naik 16,21% dan hasil minyak naik 0,22% dan gas naik 6,83%. Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari USD43,25 per barel pada November 2016 menjadi USD51,09 per barel pada Desember 2016.
LPEI bisa penetrasi pembiayaan dan akomodasi UMKM dapat support pembiayaan dan penetrasi pasar ekspor. Ini penting bagi kita ciptakan daya tahan ekonomi Indonesia yang enggak boleh tergantung sedikit pasar dan sedikit pelaku," paparnya.
Sebagai informasi ekspor Indonesia pada Desember 2016 meningkat 1,99% dibanding November 2016, yaitu dari USD13,5 miliar menjadi USD13,77 miliar. Demikian juga dibandingkan dengan Desember 2015, ada peningkatan ekspor mencapai 15,57%.
Peningkatan ekspor Desember 2016, diterangkan Kepala BPS Suhariyanto karena bertambahnya ekspor nonmigas 1,13% dari USD12.4 miliar menjadi USD12,54 miliar. Ekspor migas juga naik 11,66%, yaitu dari USD1,1 miliar menjadi USD1,23 miliar.
LPEI berusia 7 tahun didirikan 2009, ini satu lembaga diharapkan beri berbagai fungsi dan dukungan yang sulit diperoleh dari mekanisme market biasa. Masuk ke hal yang tidak bisa dimasuki sebelumnya ke ekspor," kata Ani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengemukakan, LPEI juga dapat memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKM. Penetrasi ini penting dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.
Ekspor kuartal terakhir menunjukkan ke zona hijau. Agak gembira sedikit dong, mudah mudahan hijaunya karena pekerjaan LPEI," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dia menyampaikan, LPEI sudah berdiri sejak tujuh tahun lalu. Sebagai lembaga pembiayaan diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pelaku usaha untuk masuk pasar ekspor.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku gembira dengan kinerja ekspor Indonesia yang sudah masuk di zona hijau pada Desember lalu. Sehingga, menjadi sinyal perekonomian mulai membaik.
Lebih lanjut dia menjelaskan, menghijaunya angka tersebut ada peran dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank. Sebagai agen pemerintah, LPEI didirikan dengan tujuan untuk mendukung program ekspor nasional