Pembebasan lahan yang terganjal membuat (proyek jalan) dua tahun mangkrak | PT Solid Gold Berjangka Pusat
Jalan Tol Akses Tanjung Priok terdiri dari lima seksi yakni Seksi E-1 Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 kilometer, dan Seksi E-2 Cilincing-Jampea dengan panjang 2,74 kilometer.
Kemudian Seksi E-2A Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,92 kilometer, NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea sepanjang 2,24 kilometer, dan NS Direct Ramp dengan panjang 1,1 kilometer.
Untuk Seksi E-1 Rorotan - Cilincing sendiri telah rampung dan dioperasikan tanpa tarif sejak 2011.
Sementara itu, kontraktor pelaksana Jalan Tol Akses Tanjung Priok terdiri dari Kerja Sama Operasi (KSO) kontraktor Jepang dan Indonesia, yakni SMCC- PT Hutama Karya, Kajima-PT Waskita Karya, Obayashi-PT Jaya Konstruksi, dan Tobishima-PT Wijaya Karya.
Nantinya ini akan dilewati kurang lebih 3.600 truk setiap hari. Oleh sebab itu ini akan memiliki daya saing kecepatan pengantaran barang-barang dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok karena ini merupakan main port kita," papar Jokowi.
Selain itu, meskipun dibangun dalam waktu cukup lama, Jalan Tol Akses Tanjung Priok diklaim menjadi jalan tol ramah lingkungan karena adanya sound barrier atau peredam suara di pinggir-pinggirnya.
"Sehingga Rumah Sakit Koja yang ada di sisi jalan tol tidak akan terganggu sama sekali dengan keramaian di jalan tol," sambung Arie.
Namun kini, Arie memastikan bahwa Jalan Tol Akses Tanjung Priok yang dibangun dengan biaya Rp 5 triliun tersebut sudah sesuai standar yang diinginkan oleh Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Jokowi sendiri yakin jika Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini bisa menjadi pengurai kemacetan di sekitar kawasan menuju pelabuhan.
Terutama memperlancar penyebaran barang-barang ke pelabuhan lain dan meningkatkan kecepatan kontainer dalam keluar masuk pelabuhan.
Tetapi kemudian akibat kondisi jalanan macet dan lain sebagainya menuju lokasi pembangunan berubah mutunya dan begitu dituang tidak sesuai spesifikasi.
Karena kontraktor Jepang harus membongkar tiang-tiang yang sudah terpasang, Pemerintah Indonesia kemudian memperpanjang waktu pembangunan dan meminimalisasi denda atas hal tersebut.
"Akhir 2014 semua itu dibongkar dan upaya ini jadi bukti kalau kami nggak main-main dengan namanya kualitas infrastruktur, begitu ada yang nggak sesuai ya kami bongkar," tegas Arie.
Mutu beton, menjadi materi perdebatan, karena tidak sesuai dengan spesifikasi standar.
Menurut Arie, mutu beton yang digunakan untuk membangun 69 tiang itu awalnya bagus ketika masih ada di pabriknya.
Kedua pihak, diakui Arie melihat buruknya mutu tiang beton tersebut pada medio 2014 atau tahun ketika Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ke-69 tiang tersebut akhirnya dibongkar dengan menggunakan biaya kontraktor dari Jepang sepenuhnya.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) Arie Setiadi Moerwanto menggambarkan, perdebatan itu berlangsung hingga dua tahun lamanya.
Masing-masing mengemukakan argumentasinya.
"Pemerintah Jepang nggak mau namanya rusak di sini. Mereka melihat ada mutu yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Indonesia dan Jepang pun kemudian sepakat untuk memperbaikinya," tutur Arie.
Saya ingat sekali ketika jadi Gubernur DKI Jakarta, pembebasan lahan yang terganjal membuat (proyek jalan) dua tahun mangkrak. Alhamdulillah setelah turun ke lapangan beberapa kali itu bisa selesai," keluh Jokowi, Sabtu (15/4/2017).
Berikutnya, lanjut Jokowi, ketika pembebasan lahan rampung datang lagi masalah lainnya berupa 69 tiang harus dipotong dan diganti karena tidak memenuhi spesifikasi standar seharusnya.
Akibat dua masalah itu, proyek Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini baru bisa rampung pada 2017 ini setelah dimulai konstruksinya sejak awal 2009 silam.
Terkait kendala pembongkaran 69 tiang tersebut, Pemerintah Indonesia dan empat perusahaan Jepang selaku kontraktor yaki PT SMCC Utama Indonesia, PT Kajima Indonesia, Obayashi, dan Tobishima, serta pemerintah Jepang pemberi pinjaman dana sempat terlibat perdebatan sengit sangat intens dan alot.
Setelah mangkrak dalam kurun waktu lima hingga enam tahun, akhirnya Jalan Tol Akses Tanjung Priok beroperasi pada Minggu (16/4/2017).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang langsung meresmikannya sehari sebelum beroperasinya jalan tol sepanjang 11,4 kilometer tersebut.
Ketika memberikan sambutan, Jokowi menyampaikan berbagai macam keluh kesahnya terkait rintangan yang menghadang pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok.
Masuk Tol Akses Tanjung Priok, Truk Harus Lewat Jembatan Timbang | PT Solid Gold Berjangka Pusat
Lebih lanjut Arie mengatakan dia telah mengusulkan agar ketika truk keluar menuju Jalan Tol Akses Tanjung Priok dan dilihat membawa muatan berlebih agar langsung diturunkan.
Menurut Arie, salah caranya adalah dengan membuatkan jembatan timbang pada area sebelum masuk Jalan Tol Akses Tanjung Priok.
"Prinsip ke depannya bukan mendenda tapi kalau kelebihan bebannya ya diturunkan karena pembayaran denda itu nggak seberapa dengan kerusakan yang ditimbulkan," pungkas dia.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol ( BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, khusus untuk truk lima aksel beratnya maksimum 45 ton dan angka tersebut tidak boleh lebih sama sekali.
Oleh sebab itu, ke depannya bakal ada kesepakatan dengan berbagai pihak guna mengontrol beban kendaraan yang melalui Jalan Tol Akses Tanjung Priok.
"Selasa pagi 18 April 2017 Insya Allah akan ada penandatanganan kerjasama antara Kepolisian, Kemenhub, dan Kementerian PUPR terkait pengendalian beban di atas Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini," ucap Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto.
Meski begitu, jalan tol tersebut tak serta merta hanya ditujukan bagi truk atau kendaraan berat, melainkan juga semua golongan kendaraan roda empat atau lebih laiknya jalan tol pada umumnya.
Jalan tol dengan panjang 11,4 kilometer itu diyakini Jokowi bisa menjadi pengurai kemacetan di sekitar kawasan menuju pelabuhan Tanjung Priok.
Terutama memperlancar penyebaran barang-barang ke pelabuhan lain dan meningkatkan kecepatan kontainer saat masuk-ke luar pelabuhan.
"Nantinya ini akan dilewati kurang lebih 3.600 truk setiap hari oleh sebab itu ini akan memiliki daya saing kecepatan pengantaran barang-barang dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok karena ini merupakan main port kita," jelas dia.
Jalan Tol Akses Tanjung Priok yang telah dibangun sejak awal 2009 akhirnya rampung dan telah dioperasikan secara gratis selama sebulan ke depan mulai Minggu (16/4/2017).
Sehari sebelumnya atau pada Sabtu (15/4/2017), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan jalan tol tersebut bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.
Kelola Jalan Tol Akses Tanjung Priok, Hutama Karya Tunggu Perpres | PT Solid Gold Berjangka Pusat
Dengan adanya tol akses Tanjung Priok ini, kecepatan keluar-masuk pelabuhan kontainer dapat ditingkatkan, artinya kapal-kapal peti kemas tersebut bisa dilayani dengan baik,” jelas Presiden.
Pembangunan jalan tol yang dimulai sejak 2008 tersebut sempat mengalami permasalahan pengadaan lahan dan ketidaksesuaian mutu beton sebanyak 69 pilar sehingga dilakukan pembongkaran dan pergantian. Dengan kendala tersebut, penyelesaian jalan tol akses Tanjung Priok mengalami keterlambatan hingga lima tahun.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tol akses Tanjung Priok merupakan jalan tol yang diresmikan pertama dari 392 km jalan tol yang akan diresmikan sepanjang 2017.
Selain itu, Kementerian PUPR saat ini tengah melaksanakan proses pengadaan lahan pada pengembangan jalur tol tersebut melalui Seksi W2 sepanjang 6 km yang akan menghubungkan jalan tol akses Tanjung Priok dengan tol dalam kota. Ditargetkan penyelesaiannya akan rampung akhir 2019.
Tahap II meliputi Seksi E-2A Cilincing- Simpang Jampea (1,92 km) dan NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea (2,24 km) serta NS Direct Ramp (1,1 km). Adapun untuk tahap III meliputi komponen W1 dan W1. “Tapi tahap III ini pengembangan ke depan, setelah investornya ditunjuk HK melalui payung hukum perpres tadi,” ujar Herry.
Herry menambahkan, potensi Hutama Karya untuk menggandeng investor lain juga dimungkinkan. Presiden pada persemian tersebut mengatakan, dengan pengoperasian jalur tol akses pelabuhan, keluar-masuk kontainer dari Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama Indonesia akan lebih cepat dan lancar sehingga akan mampu meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia.
“Sekitar 3.600 truk kontainer akan lalu lalang di jalan tol ini.
“Jadi kalau perpresnya sudah keluar, investor masih harus merampungkan satu tahap lagi yakni tahap W1 dan W2. Saat ini perpresnya sudah dibuat oleh Menko dan sudah disampaikan oleh ke Kemenkumham,” kata dia di Jakarta. Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Sabtu (14/4) lalu, jalan tol akses Tanjung Priok sepanjang 11,4 km akan dibuka dengan pengoperasian tanpa tarif.
Jalan tol ini terdiri atas tiga tahapan, yakni tahap I meliputi Seksi E-1 Rorotan- Cilincing (3,4 km), E-2 Cilincing- Jampea (2,74 km).
Pengoperasian jalan tol akses Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang 11,4 kilometer yang akan dioperasikan oleh PT Hutama Karya masih menunggu payung hukum berupa peraturan presiden (perpres).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, jika perpres keluar maka keseluruhan penyelesaian jalur tol akses pelabuhan akan seluruhnya diselesaikan oleh investor.
Solid Gold Berjangka