Kondisi persaingan hotel semakin ketat | PT Solid Gold Berjangka
Saat ini, HIG beranggotakan 43 hotel, terdiri dari 7 hotel Patra Jasa 7 hotel Aero Wisata dan 14 Hotel Indonesia Natour. Selanjutnya 9 hotel milik Pegadaian, satu hotel milik Taman Wisata Candi dan 5 hotel PT Jakarta Tourisindo.
Nah, agar tetap eksis dan menguasai pasar, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) melaksanakan program transformasi perusahaan 2017-2021. Meliputi turn around (2017), growth (2018), leading (2019), worldwide (2020) dan expansion (2021). Pada 28 September 2016 terbentuk konsolidasi hotel BUMN menjadi Hotel Indonesia Group (HIG). "HIG diharapkan menjadi hotel chain terbesar di Indonesia dan Inna Hotels & Resorts harus dapat menjadi role model," ujar Direktur Utama Hotel Indonesia Natour Iswandi Said, dalam rilis akhir pekan lalu.
Kondisi persaingan hotel semakin ketat. Ditandai semakin meningkatnya tuntutan service, persaingan harga, pengaruh sarana dan akses terhadap tingkat hunian. Juga sangat dipengaruhi perekonomian dan politik global.
Hotel Indonesia Natour Melakukan Transformasi, Ini Targetnya | PT Solid Gold Berjangka
Pada saat ini, Hotel Indonesia Group beranggotakan 43 hotel yang terdiri dari 7 hotel Patra Jasa (anak perusahaan Pertamina), 7 hotel Aero Wisata (anak perusahaan Garuda Indonesia) dan 14 Hotel Indonesia Natour. Selanjutnya 9 hotel milik Pegadaian (Pesonna Hotels), satu hotel milik Taman Wisata Candi (Manohara Hotel Borobudur) dan juga lima hotel milik PT Jakarta Tourisindo bergabung dalam Hotel Indonesia Group.
Menurut Iswandi, Inna Hotels & Resorts harus dapat menjadi role model bagi hotel-hotel BUMN yang lain dalam rangka sinergi national hotel chain. Melalui program transformasi yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan, saat ini telah dilakukan penataan dan perbaikan berbagai sarana dan fasilitas hotel di berbagai kawasan, peningkatan kualitas layanan, pengembangan program pemasaran termasuk melalui website www.hotelindonesiagroup.co.id untuk berbagai layanan dan reservasi yang tersedia dalam bentuk mobile app, hingga pengembangan human capital management system.
Ke depan, Hotel Indonesia Group diharapkan menjadi hotel chain terbesar di Indonesia sehingga hotel-hotel tersebut menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Memudahkan dan memberikan layanan terbaik kepada para wisatawan asing maupun
lokal, dengan mengedepankan keramahtamahan Indonesia dan bertaraf internasional," ucap Iswandi.
Iswandi menyebutkan, program transformasi sejalan dengan penugasan yang diberikan oleh Kementerian BUMN. Pada 28 September 2016 Menteri BUMN, Rini Soemarno telah membentuk konsolidasi seluruh hotel yang dimiliki BUMN dalam
sinergi Hotel Indonesia Group (HIG) dan PT HIN ditunjuk sebagai kordinator.
Iswandi menambahkan transformasi yang dilaksanakan PT HIN tidak terlepas dari komitmen sebagai BUMN yang "Hadir Untuk Negeri". "Transformasi ini untuk membantu menyukseskan program pemerintah untuk mendatangkan 19 juta wisatawan pada tahun 2019 nanti," ucapnya.
"Hotel Indonesia Natour harus siap menghadapi persingan itu," ucap Direktur Utama Hotel Indonesia Natour, Iswandi Said dalam keterangan tertulis, Sabtu 27 Mei 2017.
Persaingan di industri perhotelan yang sangat kompetitif itu ditandai dengan semakin meningkatnya tuntutan layanan, persaingan harga, pengaruh sarana dan aksesibilitas terhadap tingkat hunian dan berbagai faktor lainnya. Industri perhotelan juga sangat dipengaruhi oleh situasi perekonomian dan politik global. Penurunan perekonomian dan kondisi keamanan di suatu negara misalnya, akan memberikan dampak yang besar terhadap industri perhotelan.
PT Hotel Indonesia Natour (Persero) melakukan transformasi perusahaan 2017-2021 untuk menghadapi industri perhotelan yang sangat kompetitif. Transformasi perusahaan yang dilakukan BUMN perhotelan ini meliputi tahapan Turn Around pada tahun 2017, Growth (2018), Leading (2019), Worldwide (2020), dan Expansion (2021).
Target Pemimpin Pasar Nasional, Hotel Indonesia Lakukan Transformasi | PT Solid Gold Berjangka
Dalam kaitan dengan pengembangan Hotel Indonesia Group tersebut, Iswandi menekankan bahwa "Inna Hotels & Resorts" harus dapat menjadi "role model" bagi hotel-hotel BUMN yang lain dalam rangka sinergi "national hotel chain".
Iswandi juga menekankan, bahwa transformasi yang dilaksanakan HIN tidak terlepas dari komitmen sebagai BUMN yang "Hadir Untuk Negeri" dan membantu menyukseskan program pemerintah untuk mendatangkan 19 juta wisatawan pada tahun 2019 nanti.
Ke depan, Hotel Indonesia Group diharapkan menjadi "hotel chain" terbesar di Indonesia sehingga hotel-hotel tersebut menjadi tuan rumah di negeri sendiri, memudahkan dan memberikan layanan terbaik kepada para wisatawan asing maupun lokal, dengan mengedepankan keramahtamahan Indonesia dan bertaraf internasional.
Pada saat ini, Hotel Indonesia Group beranggotakan 43 hotel yang terdiri dari 7 hotel Patra Jasa (anak perusahaan Pertamina), 7 hotel Aero Wisata (anak perusahaan Garuda Indonesia) dan 14 Hotel Indonesia Natour.
Selanjutnya 9 hotel milik Pegadaian (Pesonna Hotels), satu hotel milik Taman Wisata Candi (Manohara Hotel Borobudur) dan juga lima hotel milik PT Jakarta Tourisindo bergabung dalam Hotel Indonesia Group.
Lebih lanjut Iswandi menjelaskan bahwa program transformasi yang dilaksanakan oleh Hotel Indonesia Natour sejalan dengan penugasan yang diberikan oleh Kementerian BUMN. Sebab sebelumnya, pada 28 September 2016 lalu Menteri BUMN Rini Soemarno telah membentuk konsolidasi seluruh hotel yang dimiliki BUMN.
Konsolidasi ini bernama sinergi “Hotel Indonesia Group" (HIG). Dalam sinergi ini, Hotel Indonesia Natour ditunjuk sebagai kordinator.
Transformasi tersebut meliputi tahapan Turn Around (2017), Growth (2018), Leading (2019), Worldwide (2020), dan Expansion (2021). Hadir dalam pertemuan tersebut, Direktur Operasi Hotel Indonesia Natour Satria Pringgodani dan Direktur Keuangan Hotel Indonesia Natour Andy F Manvaludhi.
"Penurunan perekonomian dan kondisi keamanan di suatu negara misalnya, akan memberikan dampak yang besar terhadap industri perhotelan," ujar dia melalui rilis ke Kompas.com.
Untuk itu, pada 26 Mei 2017 lalu Hotel Indonesia Natour menjelaskan mengenai transformasi perusahaan ke awak media.
Direktur Utama Hotel Indonesia Natour Iswandi Said mengatakan, saat ini kondisi industri perhotelan sangat kompetitif.
Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya tuntutan service, persaingan harga, pengaruh sarana dan aksesibilitas terhadap tingkat hunian dan berbagai faktor lainnya. Industri perhotelan juga sangat dipengaruhi oleh situasi perekonomian dan politik global.
Direktur Utama Hotel Indonesia Natour Iswandi Said mengatakan, saat ini kondisi industri perhotelan sangat kompetitif.
Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya tuntutan service, persaingan harga, pengaruh sarana dan aksesibilitas terhadap tingkat hunian dan berbagai faktor lainnya. Industri perhotelan juga sangat dipengaruhi oleh situasi perekonomian dan politik global.